Sebelas Terbaik
Bal-balan
31 Match, 34 Goals, 22 Assists
(Source: Futsal, Minisoccer)
Sedikit statistik dan rekapitulasi dengan menggunakan metode “iling-iling”. Lumayan susah yak fokus olahraga sama pengumpulan data. Tentunya sangat puas dengan pencapaian di atas. Namun, ke depan selalu ada ruang dan waktu untuk terus memperbaiki diri. Keep Fighting and Never Surrender. Berikut kesan-kesan setelah menjalani Season 2022:
Best Goal?
Mungkin dari beberapa gol, yang favorit dan paling gampang ya. Salah satu Futsal Jumat Krida pagi, sebuah tendangan yang bisa me-nutmeg bek dan kiper sekaligus. Haha. Saya pun tak menyangka.
Moments of the year?
1. Gagal
pinalti di saat gawang sudah terbuka lebar. Mungkin belum panas atau sudah lupa
cara nendang pinalti.
2.
Akhirnya
kembali ke lapangan besar, setelah sekian tahun dan berujung kram.
3.
Bisa
main bola bersama berbagai macam komunitas.
4. Hampir
saja… hampir.. memulai perselisihan yang tak perlu. Hampir terpancing, tetapi
tidak.
Yak, mungkin segitu aja
kesan-kesan di 2022. Untuk tahun depan harapannya apa ya, semoga masih diberi
kesehatan dan kesempatan mengolah raga dan menyepak bola lagi. Aamiin. Kalo harapan
spesifik, mungkin ini:
1. Jangan
buang peluang! Sekecil apa pun dan apa pun itu. Karena jika buang-buang
peluang, suatu saat akan dihukum dengan sesuatu yang nampaknya sepele tetapi
vital.
2.
Putuskan
dengan cepat, meskipun implementasinya tidak tepat. Coba lagi dan coba lagi.
3.
Tetap
berkepala dingin, sesuai saran my old friend.
Beberapa jepretan....
![]() |
after a long time.. leg crump |
![]() |
focus and then run (not so) fast |
![]() |
believe it... i've doing this for hundred times |
![]() |
start the game! |
![]() |
ball, please come to me and don't go around |
![]() |
what kind of celebration? aha! |
Dua Belas Terbaik untuk Dua Ribu Dua Puluh
Rasanya sudah lama sekali nggak nulis santai. Terakhir nulis waktu
bikin revisi resolusi untuk tahun 2020 yang mana menjadi tahun yang lebih
“rame” dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin sejarah akan mencatatnya sebagai
tahun prihatin, tahun yang menghantam semua sendi-sendi kehidupan manusia.
Namun, dari segala kesusahan yang
dialami waktu tahun 2020 kemarin tentunya ada beberapa cuilan yang setidaknya
menjadi penyejuk suasana di kala obrolan-obrolan toxic mulai melanda. Ingin rasanya kembali ke momen tersebut,
tetapi bahkan yang sudah lewat pun tidak bisa kita raih kembali. Hidup harus
terus berjalan dengan bergulirnya detik dan berhembusnya nafas.
Berikut dua belas momen terbaik
yang bisa terangkum untuk tahun 2020. Momen-momen yang bakal menjadi pengingat
ke depan andai dapat pertanyaan “tahun 2020 lagi dimana?” pasti jawabnya sambil
bilang gini: “sik sik, 2020 ya,.. oh aku
di xxx, aku pernah ke xxx, wah pas itu lagi xxx, dst”
Januari : Terhantam flu berat,
meriang, masuk angin hingga makan pun terasa hambar serta masih perlu menempuh
perjalanan naik kereta dengan insiden celana sobek. Apakah aku terkena
COVID-19? Komplit sudah.
Februari : Hasil jungkir balik
selama satu semester skripsi tuntas dengan pernyataan “selamat Mas, Anda lulus”
setelah sebelumnya ditanyain “Mas, deg-degan nggak?” Akhirnya usai sudah perjuangan pemotongan tukin selama
setahun lebih, sekolah gratis tetapi menguras tabungan juga. Haha.
Maret : Pikiran sudah plong dan
akhirnya bisa jalan-jalan. Nyetir sampai Temanggung merupakan sebuah prestasi
yang biasanya (ke)tidur(an) kalo ke Temanggung. Sekaligus bisa liburan
tipis-tipis karena penyebaran si virus sudah dimulai.
April : Hampir full di Semarang karena rumah adalah
tempat terindah untuk pulang. Berkumpul bersama keluarga menjadi hal-hal yang
pasti akan dirindukan bilamana terdapat jarak yang terpaut entah itu dekat
maupun jauh. Sungguh rasanya sangat bahagia melihat tumbuh kembang anak.
Mei : Puasa dan lebaran full di Semarang jadi nggak perlu pusing
mikir akomodasi tiket buat arus mudik maupun arus balik. Lagi, hal ini bakal
menjadi sesuatu yang sulit untuk diulang dan tentunya akan sangat rindu. Semoga
ketemu ramadhan lagi dengan kondisi yang lebih baik. Oh iya, Sholat Id nya di
rumah. Hehe. Salah satu hasil karya saya yang secara nggak sengaja publish di
jurnal negeri antah berantah sana. Entah, saya pun juga lupa kapan submit-nya. Alhamdulillah
Juni : Tak diduga. Covid itu
(agak) nyata. Harus mengisolasi orang rumah ke pusat isolasi dan menjalani
isolasi mandiri meskipun alhamdulillah tidak ada keluhan. Pokoknya yang penting
kondisi tubuhnya dijaga, jangan stres, istirahat yang cukup. Alhamdulillah anak
juga menjalani aktivitas seperti biasa, mungkin karena belum paham. Semoga
COVID pergi jauh ya...
Juli : It’s time to work! Makaryo! Kejo meneh! Pertama kali kerja di
gedung tinggi, naik lift, keluar lift langsung oleng. Haha... kalo kata Mas
Tukul maklum wong ndeso, tapi rapopo rejekine kutho. Kembali
bekerja untuk hari ini dan hari tua. Kembali belajar dari nol. Semangat. Oh iyo, sedih karena nggak bisa
merayakan ultah anak.
Agustus : Mondar-mandir
Jakarta-Semarang pulang-pergi bolak-balik menjadi hal yang hampir menjadi
rutinitas di kala akhir pekan. Masih sempat untuk kondangan dengan protokol
ketat. Ngajak bocil untuk ke pantai (baru dua kali) dan ke daerah pegunungan
buat refreshing. Alhamdulillah.
September : Jalan-jalan pake baju
samaan sekeluarga. Mungkin (agak) norak, tetapi yowes ben lah wong keluargaku dhewe. Hehe. Sungguh jalan-jalan sama
keluarga itu bisa jadi momen yang susah diraih kembali di periode-periode ini.
Oktober : Nyetir sampai ndesone Bapak trus lanjut ke Solo.
Hahaha, The longest ride that I’ve ever
made in my life. Bisa liburan staycation
eh piye sih.. haha, pengen meneh
tetapi harus nyari tanggal yang bagus. Udah kayak orang mau nikah aja. Ayo
liburan dengan protokol kesehatan.
November : Tiba-tiba diminta
bantuan untuk bantu acara di kantor. Nggak tanggung-tanggung acaranya untuk big boss one and two. Karena perlu
banyak persiapan dan latihan jadi untuk pertama kalinya lembur dan balik dari
Gatsu jam setengah sembilan malam, jalanan lengang sih tapi semoga besok-besok nggak perlu pulang malam lagi, yo.
Desember : Nggak disangka dan
nggak diduga. Bahkan sampai sekarang tayangan ulangnya tidak berani (tidak mau)
saya tonton lagi, tetapi setidaknya sudah menjadi capaian tersendiri. Cita-cita
besar masih menanti. Tunggu untuk karya-karya selanjutnya.
Mungkin sekian dulu, pemanasan
untuk menuju 2021 yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih dekat kepada Allah
SWT. Cerminan 2020 untuk meniru hal-hal baik dan meninggalkan atau mengurangi
hal-hal negatif yang controlable.
Stay positive mind
and go away toxic environment.
_FW
Wardhono_
Menggembosi Resolusi yang Basi
- Lebih hemat dalam menggunakan uang. Jangan royal, tetapi nggak pelit. Hidup itu serba memilih dan pilihan kadang sulit. Coba berpikir kemungkinan-kemungkinan yang muncul.
- Menabung untuk anak. Bedakan dengan poin di atas. Dengan 2019 yang bisa dikatakan agak tergerogoti tiap bulannya, diharapkan agar saldo tabungan dapat diperbaiki supaya tidak miris dan mringis.
- Hidup lebih sehat. Ya, memasuki usia yang semakin menua, aktivitas fisik boleh dikatakan harus distabilkan jangan sampai mati suri. Olahraga, makan bergizi, minum air segar, kurangi begadang,,, tetapi kalo ada perlu dan maunya ya begadang boleh.. sesekali,
- Menjadi suami dan ayah yang hebat. 2019 menjadi tahun yang bahagia sekaligus membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam menjalani kedua peran tersebut. Sebagai seorang suami, untuk bisa lebih membuat bahagia istri, lebih sabar, lebih bisa ambil keputusan yang terbaik buatnya. Sebagai seorang ayah, perlu banyak belajar dan mendampingi anak. Kurangi keteledoran dalam mengawasi anak. Alhamdulillah, dititipi anak olehNya yang sangat kuat. Thanks to both of you, make me stronger and better everyday.
- Kerja dengan baik. tak bisa ditolak dan dipungkiri. 2019 dikatakan menjadi tahun longgar dalam dunia karir sejak 6 tahun silam. 2020 sudah menghadang dengan kondisi yang sangat sangat sempit berkumpul dalam kehangatan selimut... selimut keluarga... haha
*ditulis sembari menunggu detik pergantian tahun dan menemani anak istri yang sedang terlelap untuk menandai mimpi indah terakhir mereka di 2019.
Ayah
UPDATE 08 JANUARI 2020
Make a mistake is an ordinary things to human race, but confess the mistake and try to make it better is the hardest way. Baru tanggal 8 udah basi apa ya itu resolusi. Bahkan, saya lupa memasukkan bagaimana untuk beribadah lebih baik lagi di 2020. Meskipun, cukup privasi untuk urusan satu ini tetapi ya itu adalah sebuah hal fundamental. Dasar dari segala dasar.
Semoga ada peningkatan dalam segi mendekatkan diri kepada Tuhan. Maha besar dan penolong di dalam kesempitan.
antara kata dan kita
hanya perbedaan satu huruf yang membuat keduanya memiliki makna yang berbeda
begitupun dengan manusia, tidak ada satu kesamaan pun di antara
karena Tuhan menciptakan dengan beraneka
tak mengapa... bukankah justru itu yang membuat adanya kita
terlewati tahun kedua
dengan suka duka canda tawa tangis bahagia
cinta kita akan selalu membara dan terjaga
terima kasih kekasih jiwa
sudah engaku hadirkan warna berbeda
semoga selalu terlewati tahun-tahun berikutnya
dengan penuh kasih dan asa
-20/08/2019-
![]() |
satu, dua, tiga |