Pelayanan prima atau sering disebut excellent service. Sebuah frase yang
sederhana, tetapi membutuhkan kerja keras untuk mewujudkannya. Sudah menjadi
dambaan bagi setiap Wajib Pajak (WP) untuk dapat menerima sebuah pelayanan prima di
seluruh kantor perpajakan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Untuk
menjangkau Wajib Pajak di daerah yang terpencil, Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) secara khusus membentuk suatu unit yaitu Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Sebuah unit yang secara struktural berada di
bawah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Dengan membentuk KP2KP diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang prima sekaligus mengawal penerimaan perpajakan
di daerah-daerah terpencil.
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Bintuhan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu
memberikan pelayanan, penyuluhan dan konsultasi mengenai perpajakan kepada
Wajib Pajak khususnya di wilayah Kabupaten Kaur. Meskipun dengan segala
keterbatasan dan kendala yang ada, tidak membuat tugas pokok dan fungsi yang
dijalankan di KP2KP Bintuhan menjadi
asal-asalan atau kurang maksimal. Justru hal ini menjadi tantangan untuk selalu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak. Tentunya dalam menghadapi
tantangan tersebut diperlukan inovasi-inovasi. Inovasi yang dilakukan pada dasarnya
tentu tidak bertentangan
dengan peraturan yang sudah ada.
Inovasi yang dilakukan di KP2KP
Bintuhan dalam fungsi pelayanan yaitu dengan lebih merangkul dan mendekatkan
diri dengan Wajib Pajak. Salah satunya dengan menerapkan 3S + 1G yaitu “Senyum, Sapa,
Salam dan Gurau”.
Berbeda dengan kantor lain yang biasanya hanya menerapkan 3S. Dengan
menambahkan unsur gurau ini terbukti membuat Wajib Pajak menjadi lebih nyaman
saat datang ke KP2KP Bintuhan. Ketegangan seolah hilang karena seperti tidak
ada jarak antara petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) dengan Wajib Pajak.
Tentunya gurauan yang dilontarkan sedikit diselipkan dengan nasihat-nasihat
mengenai arti pentingnya peran serta Wajib Pajak dalam menunjang pembangunan
nasional.
Selain dengan menerapkan 3S + 1G
tersebut, cara lain yang digunakan petugas TPT untuk mendekatkan dengan Wajib
Pajak yaitu dengan menggunakan bahasa daerah setempat dalam melayani Wajib
Pajak. Meskipun penggunaan bahasa daerah ini hanya sebatas sepatah dua patah
kata sesuai kemampuan petugas TPT. Penggunaan bahasa daerah setempat terbukti lebih mampu
menjembatani apa yang diharapkan Wajib Pajak dan apa yang dikehendaki oleh
Petugas TPT. Jadi, antar kedua pihak tidak saling miskomunikasi. Kebutuhan
Wajib Pajak dapat segera ditindaklanjuti oleh petugas TPT. Tindak lanjut itu
berupa penjelasan yang diberikan petugas TPT mampu diterima dengan baik oleh
Wajib Pajak. Fleksibel bukan berarti tidak tegas. Begitu prinsip pelayanan yang
diberikan di KP2KP Bintuhan.
Penggunaan bahasa daerah setempat oleh
petugas TPT tentunya juga mampu untuk lebih membuka obrolan ringan seputar
Wajib Pajak. Jadi, tidak harus perbincangan itu selalu mengenai perpajakan yang
tentunya tidak
akan membuat Wajib Pajak
merasa stres. Wajib Pajak yang hadir di KP2KP akan dibuat senyaman mungkin
dengan perlakuan seperti itu. Dengan memberikan pelayanan ekstra seperti telah
disebutkan akan lebih memuaskan Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya. Hal ini sekaligus akan meningkatkan kepatuhan dan
tentunya penerimaan pajak.
Fungsi penyuluhan tentunya tidak luput
dari peningkatan fungsi yang ada di KP2KP Bintuhan. Penyuluhan menjadi ujung
tombak bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk lebih mengenalkan berbagai macam hal
mengenai perpajakan kepada masyarakat. Sasaran dari penyuluhan yang ada di unit
kerja KP2KP utamanya meliputi : Calon Wajib Pajak, Wajib Pajak Baru, dan Wajib
Pajak Terdaftar.
Dalam melaksanakan penyuluhan kepada
masing-masing jenis sasaran tersebut tentunya dilakukan dengan strategi yang
berbeda. Misalnya saat melakukan penyuluhan ke Calon Wajib Pajak, biasanya
sasaran dari penyuluhan ini adalah para mahasiswa dan siswa sekolah menengah
atas atau sederajat. Materi yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah
diterima oleh peserta penyuluhan. Pemberian motivasi juga diberikan kepada
peserta penyuluhan ini yaitu dengan menekankan bahwa mereka adalah calon
penerus penggerak roda penyelenggaraan negara ini. Diharapkan dengan strategi
ini akan lebih menambah semangat belajar yang pada akhirnya akan menghasilkan
pribadi tangguh untuk Indonesia.
Untuk penyuluhan terhadap Wajib Pajak
Baru, inovasi yang dilakukan KP2KP Bintuhan adalah dengan melakukan penyuluhan
setelah Surat Keterangan Terdaftar (SKT) diberikan. Jadi, pada periode tertentu
akan dilaksanakan penyuluhan terhadap Wajib Pajak Baru di KP2KP Bintuhan.
Ruangan yang terbatas tidak membuat kegiatan penyuluhan di kantor terhambat.
Meskipun hanya lima hingga sepuluh Wajib Pajak yang datang, fungsi penyuluhan
tetap berjalan sesuai dengan
rencana penyuluhan KP2KP
Bintuhan.
Inovasi penyuluhan dengan sasaran
Wajib Pajak Terdaftar memiliki trik tersendiri. Sasaran penyuluhan ini adalah
bendaharawan instansi pemerintah di wilayah Kabupaten Kaur, Wajib Pajak Badan maupun Wajib Pajak Orang
Pribadi yang telah terdaftar di KP2KP Bintuhan. Untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan, KP2KP Bintuhan selalu bekerja sama dengan instansi terkait
penyelenggaraan acara penyuluhan. Hal ini terbukti jitu untuk mendatangkan
peserta. Setiap pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang diadakan KP2KP Bintuhan,
presentase kehadiran peserta yang diundang selalu mencapai minimal 75% dari
keseluruhan undangan yang dikeluarkan. Suatu hal yang sulit dicapai apabila
kegiatan sosialisasi menggunakan undangan langsung dari kantor pajak.
Dengan menggandeng instansi terkait,
membuat instansi tersebut merasa ikut bertanggung jawab atas terselenggaranya
acara penyuluhan. Ini membuktikan bahwa antar instansi pemerintah bisa
menciptakan sinergi satu sama lain. Sinergi yang menciptakan kepuasan
masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan pemerintah. Hingga pada akhirnya
tercipta sebuah penyelenggaraan negara yang mampu memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
(KP2KP Bintuhan)
Iseng-iseng posting hasil tulisan sendiri.. masih perlu banyak belajar lagi.. hehehe