Pertemuan dengan (bukan) Azizah

Mentari masih belum menampakkan wajahnya saat aku terbangun dari mati suriku. Hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang membuat mata ini sulit terpejam kembali. Sejenak aku terlempar dalam dunia lamunan yang penuh dengan keindahan. Dan aku pun teringat akan pertemuan dengan (bukan) Azizah.

Ya.. Azizah, sesosok gadis yang penuh keceriaan dan keriangan. Sebelum bercerita tentang Azizah, bagi saya Azizah ini bukan nama sebenarnya. Hanya nama asal-asalan yang mungkin asal keceplos saja. Tapi bagi saya nama itu terbaca begitu damai. Pun dengan foto yang ditunjukkannya kepadaku. Nyesss.. rasanya seperti meneguk setetes embun di tengah padang gurun. Meskipun gersang setidaknya pasti ada suatu harapan. Begitu mungkin perumpamaannya.

Dan untuk Azizah,, kerjarlah terus semua mimpimu, asamu, dan harapanmu. Tentunya dengan semangatmu yang muncul dari candamu dan tawamu. Dan manusia pun tidak ada yang sempurna. Saat kau mulai lelah, serahkan semua kepada penciptaMu. Tentunya dengan usaha dan kesabaranmu.

Melihatmu, membuatku menemukan kembali sosok diriku. Diriku yang dulu melangkah di sebuah jalan yang dulu sempat berbelok tidak menentu. Dan kali ini tentunya dengan semangat yang baru, akan kulangkahkan kaki ini dengan bijak. Ada batasan tertentu yang tentunya tidak boleh aku langgar.


Terima kasih, Azizah.. Aku, akan selalu mendukungmu hingga suatu masa dimana aku tidak mampu untuk melakukannya...