Manusia...ya, sekumpulan otot yang membentuk daging,
ditopang dengan belulang, dan diisi dengan darah dan organ-organ lainnya.
Dibungkus dengan selaput yang memiliki sensor di seluruh permukaannya. Selaput
yang begitu peka terhadap rangsangan fisik yang diterima. Dilengkapi dengan
sistem-sistem yang menopang kinerja keseluruhan ini.
Dari
itulah manusia bisa bertahan hidup. Semua sistem saling terkait, begitu
terorganisir. Sungguh Maha Besar Alloh yang menciptakan segalanya.
Manusia
hidup dari impian dan khayalan. Di benak mereka akan selalu ada harapan. Entah
itu 2 detik lagi, 2 jam lagi, besok, lusa, 2 bulan lagi, 2 tahun lagi, 20 tahun
lagi, dan seterusnya. Dan harapan itu pasti selalu yang positif. Tidak ada
manusia yang memiliki harapan negatif, kecuali sudah gila!
Tapi
ingat, terkadang manusia lupa. Mereka lupa bagaimana dalam menghadapi hidup.
Inilah yang membuat manusia sering terjebak dalam harapan masa depan. Hanya
bahagia semu yang mereka dapat. Selalu fokus pada hasil akhir adalah hal yang
salah.
Hidup
berpaku pada bahagia semu, ibarat permainan sepak bola tim sebelah. Tujuannya
sih bikin gol dan menang. Bahagia kan meraih kemenangan. Tapi lihat apa yang
mereka lakukan? Selalu memainkan bola dari belakang dan langsung ke depan.
Seperti ada yang hilang. Terkadang tepat sih bola yang dari belakang itu, tapi
lebih sering gagal kan...
Sama
seperti menggapai impian. Belum-belum lamunan kita sudah terbayang jauh ke
kebahagiaan semu. Ya kalo berhasil, kalo enggak. Bye.
Nikmatilah
hari demi hari. Nikmati kesuksesan kecilmu. Syukuri kesuksesan tiap harinya.
Tidak selamanya hidup itu sukses. Hidup itu perlu jatuh, untuk itulah kita
dapat merasakan nikmatnya bangkit. Meskipun takdir Alloh mengatakan kita gagal
dalam menggapai impian, bukankah kita sudah berhasil meikmati impian-impian
yang tak terduga itu? Yang kita nikmati sehari-hari.
Bersyukurlah...bersyukurlah...bersyukurlah.
Alhamdulillah.