Aku dan Kamu,, Entah Siapa...

Kerja demi Negara
“Harus ya balik??” Sebuah pertanyaan klise yang mengarah ke pernyataan yang aku bagi pagi ini di dunia pernge-path-an. Haha. Dan selang beberapa menit muncul rekan-rekan yang memberi emote frowned, yang tentunya bikin sedih. Huhu.

Maret. Sungguh sebuah bulan yang indah di tahun ini. Aku bisa menunaikan cita-cita ke Palembang. Berbagi keceriaan bersama kota ini. Sebuah kota yang besar dan maju. Tentunya harapan untuk melanjutkan karir di kota ini masih ada. Meskipun, sekarang aku sangat ingin sekali kembali ke Semarang. Kota di mana semua asa dan cintaku tertinggal. Perjuangan untuk kembali pulang tidaklah instan. Masih banyak yang harus aku buktikan bahwa aku pantas kembali ke kotaku.

Alhamdulillah...kali ini bulan Maret yang ke-24 sudah aku lewati dalam pahit manisnya hidup ini. Angka yang bisa dikatakan masih muda tetapi sudah cukup matang. Bagiku, di usia yang ke-24 ini menjadi momentum untuk kembali menyatukan mimpi yang (meskipun enggak tercerai berai) harus disusun kembali.

Mimpi untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan.
Mimpi untuk bisa meningkatkan status PTKP sekaligus..
Mimpi untuk bisa memiliki tunjangan anak dan istri. Opoooo... hahaha.
Mimpi untuk bisa sembuh dari penyakit yang harus dilawan dengan kekuatan tekad.

Dan tentunya mimpi untuk meminang kamu, jodohku nanti...

24 tahun yaaah... hmmm..

hidup itu harus diperjuangkan
meskipun aku harus melawan kemustahilan
setidaknya kali ini aku telah mencoba, berusaha, dan berdoa.. hasilnya?
bahkan kita tidak tahu masa depan itu seperti apa...
menggenggam secuil pun aku tidak mampu
sungguh terlalu abstrak apa yang nantinya akan terjadi

mungkin ke depan alur cerita akan berbeda
yaah..itu resikonya, tapi percayalah..
lebih baik aku keluar melawan dunia
daripada aku harus terdiam ditertawakan kebodohan
biarlah alunan detik yang akan menemukan jawabnya...
kamu sudah cukup dewasa untuk berpikir lebih cerdas dan berjiwa besar, Mbon.

Mimpi di Awan,,,
(Soekarno Hatta International Airport, 22 Maret 2015, disela-sela waktu menunggu pesawat ke Bengkulu sekaligus memikirkan kamu yang cemberutmu selalu aku rindukan)