Jalan Hidup

Ekstremnya, saya mau Anda berkhayal. Khayalan iseng aja sih. Berkhayal menjadi seorang presenter sebuah acara di salah satu stasiun televisi di negeri ini. Anda ditugaskan untuk meliput kehidupan satwa liar di belantara hutan Borneo. Anda akan menembus gelapnya suasana di dalam hutan hujan tropis yang tersebar di hampir semua pulau, atau Anda akan menyusuri sungai yang sepertinya tak bermuara. Cukup seru bukan.

Dan di tengah pencarian, Anda bertemu dengan sesosok ular legendaris. Ular Anaconda. Konon, ular ini hidup di Kalimantan. Yaah, meskipun cuma dalam film. Siapa tahu ular ini benar-benar hidup di sana. Sembunyi dalam teduhnya hutan hujan tropis. Berkeliaran di malam hari untuk sekedar mengisi perut..

Apa yang akan Anda lakukan jika dalam situasi tersebut? Pilihan ada banyak. Mungkin harus kabur sejauh-jauhnya, mungkin melawan sebelum ular itu menyerang, atau hanya terdiam menunggu ular itu memangsa Anda.

Bagi saya, meskipun ini cuma khayalan... Yang akan saya lakukan adalah tidak mengusiknya. Tetap tenang, meskipun itu sulit. Jangan lakukan gerakan tiba-tiba. Semua makhluk hidup akan menjadi agresif jika merasa dirinya terganggu. Berjalanlah dengan tenang. Tetap berdoa semoga diberi keselamatan. Dan terakhir, tetaplah fokus dengan tujuan Anda. Anda tidak disuruh mencari Anaconda bukan?

Andaikan boleh saya berkhayal yang lebih ekstrem lagi. Saya tidak melakukan self suggestion seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Maka pilihan saya cuma ada dua, dimakan atau diikat. Dan itulah resiko yang harus saya ambil.

Dimakan. Anaconda adalah pemakan daging, tentunya melihat seonggok daging segede saya, enggak susah buat Anaconda untuk menelan saya bulat-bulat hingga tak tersisa.

Diikat (dibelit). Kemungkinan kedua. Mungkin Anaconda lagi nggak lapar tetapi dia merasa terusik. Dengan badannya yang licin dipenuhi sisik, enggak butuh waktu lama buat anaconda buat membelit Anda dan meremukkan semua tulang yang ada di tubuh Anda.
Ngeri kan...

Sama seperti kehidupan, kalau bisa lebih sedikit resikonya kenapa kita harus terjun ke resiko besar? Meskipun hanya sepele, bahkan yang sepele saja bisa menjadi masalah. Maka minimalkan segala kesalahan. Berusaha untuk menjadi yang terbaik. Meskipun ada kalanya untuk salah, segera minta maaf dan perbaiki.

Yah,, itulah komitmenmu sama komitmenku. Terdengar ringan, nggak serius, tapi buatku itu bakal selalu terngiang. Belajar berkomitmen dari yang sederhana, biar bisa berkomitmen yang lebih serius nantinya.

Jadi, pilihannya tinggal dua..
Dimakan
Atau
Diikat



Sad-tember

Perjuanganku lebih susah karena aku harus melawan diriku sendiri....

Action sudah sesuai dengan plan. Apa plannya yang salah?

Apa ini yang dinamakan kurang menikmati....

Baru terasa sekarang....

Memang dari luar tidak terasa, tapi seiring berlalunya waktu, makin lama semakin tergerogoti, terkikis, perlahan....

Mungkin pikiran sudah mulai gila....

Aku kudu piye, nda... awakku sui-sui remuk.