Manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmahnya
(Dewa-Air
Mata)
Sebuah
nukilan dari lagu salah satu grup musik terkemuka di negeri ini. Lirik yang
menggambarkan bagaimana air mata itu tidak membedakan kelamin manusia. Dia bisa
muncul dari lembutnya tatapan mata wanita atau dari tegasnya tatapan seorang
pria. Tidak ada yang salah dengan itu.
“Udah,Nu gapapa... kalo kayak
gini enaknya nyetel Air Mata sambil nongkrong di pinggir pantai”
Dan
kuteringat dengan sebuah chat seorang
sahabat beberapa tahun yang lalu. Saat itu beliau baru saja mengalami kegagalan
yang ternyata tahun berikutnya saya juga mengalaminya #sedihguwe. Entah mengapa
beliau lebih suka memeras kesedihannya dengan sesuatu hal yang lebih mellow
Air
mata identik dengan kesedihan. Pernah suatu kali saya hampir menitikkan air
mata. Gara-garanya sepele. Baca komik. Haha. Tapi sumpah itu sedih banget, saya
cuma bisa nggregel aja di dalam hati.
Untung masih bisa ketahan.
Air
mata. Dia selalu berusaha untuk disembunyikan. Nggak boleh sembarang orang tahu
bahwa seseorang telah mengeluarkan air mata. Bisa di pojokan, bisa di kamar,
bisa di pinggir jalan di pagi buta (hahaha). Tak mengenal waktu dan tak
mengenal momen. Mau senang atau mau sedih. Selalu ada air mata disitu.
Jadilah
seseorang yang lebih tegar....
Jadilah
seseorang yang lebih baik. Bukankah dia adalah cerminan dirimu?
Sedih
boleh, kecewa boleh, dan bicarakan semuanya dengan baik.
Ingat,
ragawi saja sudah terpisah beberapa ratus kilometer.
Lalu
apa jaminanku kepadanya? Percaya.
It’s faith. Believe to me and i
will go home....