Detak Dag Dig Dug

Delapan belas hari berlalu...

BKS, 11-03-2017
#17.00 p.m.
Detik waktu mulai berjalan cepat seiring pesawat yang semakin mendekati landasan pacu bandara di sini. Lagi-lagi berkat teknologi, aku harus berterima kasih tidak perlu buru-buru ke bandara. Namun, namanya juga panik tetap saja jantung mulai terpacu. Pemanasan.

#18.15 p.m.
Pesawat yang delay sekitar 15 menit dari yang dijadwalkan, lambat laun mulai kembali  ke landasan pacu. Kali ini pesawat itu membawaku dan penumpang lain untuk meninggalkan bandara menuju Jakarta. Pemandangan malam mulai nampak, lambat laun lampu kerlip-kerlip di darat dan pemandangan ini semakin mengecil hingga tak terlihat lagi

#onflight19.00 p.m.
Pengumuman bahwa pesawat akan mendarat sudah dikeluarkan oleh pilot pesawat. Segera kutegakkan kursi dan berdoa segala sesuatunya berjalan lancar. Jantung kembali berdegup. Apakah masih keburu atau akan gagal. 15 menit berlalu dan firasatku mengatakan bahwa pesawat ini hanya berputar saja mengelilingi langit Jakarta. Deg.

HLP, 11-03-2017

#19.30 p.m.
Pesawat mendarat dengan mulus dan segera kuambil langkah cepat menuju pintu keluar bandara. Sambil memperhatikan langkahku, jemariku mulai memainkan gawai untuk memesan layanan ojek online dan alhamdulillah ada yang mau.

#20.00 p.m.
Bapak ojek mulai memacu kendaraannya dari gigi 1 ke gigi 4. Ya, bahkan dari mengurangi kecepatan, gigi tetap berada pada angka 4. Alhasil, motor yang dipacu berasa emak-emak yang ngeden mau lahiran. Haha. Berkali-kali saya menyaou peluh di dahi saya dan berkata, ”Pak, bisa lebih cepat lagi?” dan berkali-kali pula Bapak itu bilang “Ya, ini sudah kencang”

#20.16 p.m.
Tiba di tempat tujuan. Kurogoh dompet dan membayar Bapak itu tanpa meminta kembalian. Bunyi kereta mulai terdengar. Aku berlari sekuat tenaga menuju counter check in. Untung tidak antri banyak. Segera aku tekan keyboard dengan kode booking -yang sudah aku hafalin sejak di boncengan Bapak ojek- hahaha. Amazing. Jadwal kereta pukul 20.25 dan aku baru check in 20.22. it’s only 3 minutes. Senam jantung.

#20.25 p.m.
Alhamdulillah, aku sudah duduk manis di dalam kereta dengan keringat yang dleweran. Segera kuraih gawai dan menelepon kekasih tercinta. Agak diam sejenak dan “I make it” haha. Terdengar tawa riang dari seberang sana. Kuceritakan hal yang telah terjadi sejak di Bengkulu tadi. Sudah menjadi kebiasaanku untuk membuatnya menjadi pendengar yang baik. Plong sudah detak jantung ini. Berkat ini bisa jadi gambaran buat next homecoming. Pulang naik pesawat, sambung naik kereta dengan jeda waktu yang singkat. Masih berani? Sayangi jantungmu... hahaha

#SRG, 12-13 Maret 2017
Dan kamu tahu apa yang terjadi berikutnya... hari-hari berlalu indah dengan hadirnya canda tawa kita. Belum lagi kehujanan. Hahaha. We see a moonlight together, and... semua hanya berlalu begitu saja. Dua hari yang terlalu singkat untuk melewatinya bersamamu... I love you


I paling suka kalo udah pasang pose yg diskriminatif :p

Hidup nggak melulu soal uang, tapi kalau kamu sudah punya banyak pasti minta yang selalu melulu. Ironi.

Sebuah sarkas yang mungkin beberapa minggu ini menjangkit di 10 meter radius keberadaan saya. Dalam sudut pandang suudzon saya, apa yang di dapat adalah sebuah kepalsuan. Semu.
Saya bisa apa? tetap berbuat baik dan tentu saja,, suudzon.. wkwkwk

nggakpapa lah. Bismillah.
Besok udah pulang, dan yang disana juga udah terlelap setelah seharian capek bekerja. Yang nyenyak yaa, nanti tak curhatin lagi tengah malem aku nggak bisa merem. hahaha

Semoga besok cerah suasananya. aamiin.