Curiwis

Jangankan urusan hati dan perasaan, bahkan yang di atas bisa membolak-balikkan tindak tanduk seorang manusia.
Dan itu terjadi juga pada saya.
Saya yang mungkin dianggap sebagian orang adalah sebagai orang yang pelit bicara, yang pendiam, yang nggak rame. Ya itu benar. Dan mungkin sebagian orang lainnya menganggap saya adalah seorang yang cerewet, sok akrab, rame. Itu juga benar.
Repotnya...
Jika salah satu hal itu begitu mudah dibolak-balikkanNya.
Disaat saya lagi masuk mode irit bicara, saya merasa orang-orang di sekitar saya ini terlalu cerewet. Banyak omong. Ingin saya segera menyela apa yang dibicarakan orang yang cerewet itu. Hahaha. Serunya, kalo di mode ini, saya bertemu dengan teman/orang yang sepemikiran. Bakal rame.
Sebaliknya...
Disaat saya lagi masuk mode cerewet, saya merasa harus menggerakkan bibir. Bicara semua hal yang dari nggak penting sampai yang super penting. Saya merasa perlu lawan bicara dimana mereka masuk mode pendengar yang baik. Mungkin saya perlu melawak untuk menciptakan suasana yang lebih akrab.
Fatalnya lagi...
Apabila saya nggak menemukan seseorang di sekitar saya, hmmm rasanya hampir mirip orang stres. Ketemu gadget, scroll-scroll, bosen. Ditambah dengan bunyi notif chat yang masuk semakin bikin muak. Males banget buat ngechat, rasanya jadi nggak mood. Terus tiba-tiba jadi silent mode notificationnya.
Sepi ya rasanya nggak ada apa-apa di sekitar kita, berasa kayak di kamar, dan nggak punya koneksi, bisanya cuma tidur dan tidur. Tiba-tiba jam sudah berlalu dan sedih melewatkan waktu secepat itu.

Please...