Rasanya sudah lama sekali nggak nulis santai. Terakhir nulis waktu
bikin revisi resolusi untuk tahun 2020 yang mana menjadi tahun yang lebih
“rame” dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin sejarah akan mencatatnya sebagai
tahun prihatin, tahun yang menghantam semua sendi-sendi kehidupan manusia.
Namun, dari segala kesusahan yang
dialami waktu tahun 2020 kemarin tentunya ada beberapa cuilan yang setidaknya
menjadi penyejuk suasana di kala obrolan-obrolan toxic mulai melanda. Ingin rasanya kembali ke momen tersebut,
tetapi bahkan yang sudah lewat pun tidak bisa kita raih kembali. Hidup harus
terus berjalan dengan bergulirnya detik dan berhembusnya nafas.
Berikut dua belas momen terbaik
yang bisa terangkum untuk tahun 2020. Momen-momen yang bakal menjadi pengingat
ke depan andai dapat pertanyaan “tahun 2020 lagi dimana?” pasti jawabnya sambil
bilang gini: “sik sik, 2020 ya,.. oh aku
di xxx, aku pernah ke xxx, wah pas itu lagi xxx, dst”
Januari : Terhantam flu berat,
meriang, masuk angin hingga makan pun terasa hambar serta masih perlu menempuh
perjalanan naik kereta dengan insiden celana sobek. Apakah aku terkena
COVID-19? Komplit sudah.
Februari : Hasil jungkir balik
selama satu semester skripsi tuntas dengan pernyataan “selamat Mas, Anda lulus”
setelah sebelumnya ditanyain “Mas, deg-degan nggak?” Akhirnya usai sudah perjuangan pemotongan tukin selama
setahun lebih, sekolah gratis tetapi menguras tabungan juga. Haha.
Maret : Pikiran sudah plong dan
akhirnya bisa jalan-jalan. Nyetir sampai Temanggung merupakan sebuah prestasi
yang biasanya (ke)tidur(an) kalo ke Temanggung. Sekaligus bisa liburan
tipis-tipis karena penyebaran si virus sudah dimulai.
April : Hampir full di Semarang karena rumah adalah
tempat terindah untuk pulang. Berkumpul bersama keluarga menjadi hal-hal yang
pasti akan dirindukan bilamana terdapat jarak yang terpaut entah itu dekat
maupun jauh. Sungguh rasanya sangat bahagia melihat tumbuh kembang anak.
Mei : Puasa dan lebaran full di Semarang jadi nggak perlu pusing
mikir akomodasi tiket buat arus mudik maupun arus balik. Lagi, hal ini bakal
menjadi sesuatu yang sulit untuk diulang dan tentunya akan sangat rindu. Semoga
ketemu ramadhan lagi dengan kondisi yang lebih baik. Oh iya, Sholat Id nya di
rumah. Hehe. Salah satu hasil karya saya yang secara nggak sengaja publish di
jurnal negeri antah berantah sana. Entah, saya pun juga lupa kapan submit-nya. Alhamdulillah
Juni : Tak diduga. Covid itu
(agak) nyata. Harus mengisolasi orang rumah ke pusat isolasi dan menjalani
isolasi mandiri meskipun alhamdulillah tidak ada keluhan. Pokoknya yang penting
kondisi tubuhnya dijaga, jangan stres, istirahat yang cukup. Alhamdulillah anak
juga menjalani aktivitas seperti biasa, mungkin karena belum paham. Semoga
COVID pergi jauh ya...
Juli : It’s time to work! Makaryo! Kejo meneh! Pertama kali kerja di
gedung tinggi, naik lift, keluar lift langsung oleng. Haha... kalo kata Mas
Tukul maklum wong ndeso, tapi rapopo rejekine kutho. Kembali
bekerja untuk hari ini dan hari tua. Kembali belajar dari nol. Semangat. Oh iyo, sedih karena nggak bisa
merayakan ultah anak.
Agustus : Mondar-mandir
Jakarta-Semarang pulang-pergi bolak-balik menjadi hal yang hampir menjadi
rutinitas di kala akhir pekan. Masih sempat untuk kondangan dengan protokol
ketat. Ngajak bocil untuk ke pantai (baru dua kali) dan ke daerah pegunungan
buat refreshing. Alhamdulillah.
September : Jalan-jalan pake baju
samaan sekeluarga. Mungkin (agak) norak, tetapi yowes ben lah wong keluargaku dhewe. Hehe. Sungguh jalan-jalan sama
keluarga itu bisa jadi momen yang susah diraih kembali di periode-periode ini.
Oktober : Nyetir sampai ndesone Bapak trus lanjut ke Solo.
Hahaha, The longest ride that I’ve ever
made in my life. Bisa liburan staycation
eh piye sih.. haha, pengen meneh
tetapi harus nyari tanggal yang bagus. Udah kayak orang mau nikah aja. Ayo
liburan dengan protokol kesehatan.
November : Tiba-tiba diminta
bantuan untuk bantu acara di kantor. Nggak tanggung-tanggung acaranya untuk big boss one and two. Karena perlu
banyak persiapan dan latihan jadi untuk pertama kalinya lembur dan balik dari
Gatsu jam setengah sembilan malam, jalanan lengang sih tapi semoga besok-besok nggak perlu pulang malam lagi, yo.
Desember : Nggak disangka dan
nggak diduga. Bahkan sampai sekarang tayangan ulangnya tidak berani (tidak mau)
saya tonton lagi, tetapi setidaknya sudah menjadi capaian tersendiri. Cita-cita
besar masih menanti. Tunggu untuk karya-karya selanjutnya.
Mungkin sekian dulu, pemanasan
untuk menuju 2021 yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih dekat kepada Allah
SWT. Cerminan 2020 untuk meniru hal-hal baik dan meninggalkan atau mengurangi
hal-hal negatif yang controlable.
Stay positive mind
and go away toxic environment.
_FW
Wardhono_