Menanamkan Hati yang Ikhlas


Ikhlas, salah satu niat seorang manusia yang kadang sulit dilakukan. Namun, jika niat ini sudah terpatri dalam hati, maka akan menjadi sesuatu yang luar biasa sekali. Seseorang yang ikhlas akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna. Akan tetapi jika niat sudah tertutup oleh tendensi atau kepentingan yang bersifat pribadi atau golongan akan mengubah keikhlasan menjadi riya’.

Hanya orang-orang tertentulah yang mampu menjadikan ikhlas sebagai hiasan hati dan hidupnya untuk menuju keridhoan Alloh SWT. Buah yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketenteraman jiwa, ketenangan batin. Ia tak lagi diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa dan harus menerima keputusan yang sulit. Lalu bagaimana agar seseorang menjadi ikhlas?
  • Keikhlasan bisa dicapai jika seseorang melakukan sesuatu (beramal) berlepas diri dari kepentingan pribadi atau golongan.
  • Melakukan dengan cara tulus kepada Alloh, tanpa ke kiri dan ke kanan, pikiran terfokus bagaimana agar sesuatu yang diamalkan itu diterima di sisi Alloh.
  • Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Alloh, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Alloh.
Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai Alloh. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Alloh. Kalau ikhlas walaupun kata-kata kita, Alloh-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu. Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Alloh sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Alloh Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Alloh, maka kekuatan Alloh yang akan menolong segalanya.
  • Tak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan.
  • Tak mengharap pujian, namun siap untuk mendapat cibiran.
  • Jangan melawan rasa sakit, hindari sikap ini karena hanya akan membuat kita sengsara dan menambah kesedihan. Sebaiknya, rangkullah perasaan Anda dan tanamkan pada diri Anda untuk melakukan keputusan dan sikap yang terbaik dalam hidup.
(sumber: Konsist/EDISI 73/TH.VII/2013)

Saat memutuskan untuk memposting (mengcopas) artikel di atas, sungguh saya merasa malu. Malu terhadap apa yang saya selalu bicarakan kepada teman-teman saya. Tentang hal yang selalu saya yakini.

Pada awalnya memang ada tendensi, tetapi seiring berjalannya waktu saya tahu saya keliru. Entah apakah ada kata terlambat untuk ikhlas. Yang pasti mulai beberapa hari yang lalu saya mencoba meyakinkan diri dan hati bahwa saya memang harus meluruskan niat lagi.

Terakhir, aku yakin kamu bisa... Bismillah. Aku mencoba untuk selalu memberikan yang terbaik dan mencoba menjadi seseorang yang profesional, tentunya (saat ini) buat kamu. . .
ya. . .

Saya sepenuhnya sadar dan mengerti situasi dan kondisi saat ini. Maju kena Mundur pun kena. Bismillah, semoga yang punya hidup selalu memberi yang terbaik untuk saya saat ini maupun di masa mendatang.

So Many Stories

“Pengalaman adalah guru yang terbaik” Ya begitulah kata orang bijak sejak dulu kala. Berkaca dari petuah orang tersebut, berikut adalah pengalaman spesial yang saya dapatkan selama berada dalam naungan keluarga DKUPJT.
  1. Overtime
Mungkin hal yang wajar bagi orang kerja, tetapi dalam kasus saya ini, terasa beda. Apalagi kami cuma anak magang, anak kemarin sore. Kami bertiga membantu mengerjakan NPHD (Nota Perjanjian Hibah Daerah) hingga malam. Seinget saya waktu itu hingga pukul 22.30 dan besoknya 07.30 harus masuk kantor lagi. Berasa capek memang. Semoga dengan adanya pengalaman ini, ke depannya kalau lembur nggak perlu kaget lagi.
  1. 3 in One
Maksud 3 in One di sini buka kayak joki-joki di sebelum Jalan Sudirman. 3 in One yang dimaksud di sini adalah 3 job dalam 1 event. Misalnya dalam suatu rapat di aula besar, maka ada 3 jenis job yang dapat kita-kita handle. Jaga absen peserta, operator/asisten sorot, dan tukang jepret. Dengan kemampuan manajemen yang kami miliki, tugas ini selalu bisa kita selesaikan dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan.
  1. Dinas Luar
Suatu ketika, kami bertiga diberi tahu untuk ikut mendampingi Bapak/Ibu staff untuk sesekali dinas luar ke daerah-daerah. Jadwal sudah ditata, kawan saya Mas Ang mendapat jatah ke sentra emping di Batang kalo nggak salah, kemudian saya ke sentra pelatihan batik di Banyumas, dan terakhir Mas Adr kebagian ke sentra perikanan di Karanganyar dan Banjarnegara. Sungguh sebuah pengalaman yang berharga. Tentunya, setiap individu memiliki cerita dan kesan yang berbeda-beda. Insya alloh jadi DL yang menyenangkan.
  1. Pergi ke Barat
Harusnya ini masuk di nomor 3, tetapi ini “terpaksa terpisah” karena memiliki kesan yang begitu mendalam #tsaaah. Nggak terbayangkan kalo saya bisa menjejakkan kaki di Madura. Selama 4 hari kami di sana beserta para peserta studi banding. Di sana kami menuju ke PT. Garam, dan belajar bagaimana memproduksi garam. Baik itu dengan teknik alami maupun menggunakan mesin-mesin. Meskipun agak rempong, tetapi kami berhasil melalui berbagai rintangan dan cobaan.
  1. Menyambut Jateng I
Begitu dekatnya Mr. Jateng I (periode 2008 – 2013) dengan Bapak membuat rencana kehadiran beliau ke kantor menjadi istimewa. Kami pun terpaksa agak ribet demi mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari data yang akan dipresentasikan hingga persiapan kedatangan beliau. Ternyata bener-bener wah ya,, hehe. Baru kali itu melihat Mr. Jateng I secara langsung dan dari dekat pula.

  1. Pasar Rakyat Ramadhan
Oke.. mungkin ini menjadi selingan di kantor. Kami bertiga diajak ke Gedung Berlian di bilangan Pahlawan. Untuk pertama kalinya, saya masuk ke dalam kompleks tersebut. Bangunan yang biasanya hanya bisa saya lewati. Di dalem ternyata,,, nggak ada apa-apa. Ya iyalah, soalnya tempat itu dipakai untuk stan pasar rakyat. Oh ya, pasar rakyat ini untuk umum, jadi siapa saja boleh datang. Apalagi pegawai negeri sipil biasanya diminta menghadiri. Jadilah saat itu banyak PNS yang datang. Yang menarik perhatian tentunya dari lingkungan Setda. Cuma bisa wow sambil kayang. Ha ha ha.
  1. Ziarah ke TMP
Secara pribadi, sebelum acara ini saya masuk ke kompleks taman makam pahlawan hanya 2x. Yang pertama, dulu waktu SD saat kegiatan di sekolah dan yang kedua saat diajak Bapak untuk ikut upacara perenungan hari pahlawan waktu masih duduk di bangku SMP. Kesempatam ketiga ini ternyata saya berjodoh dengan DKUPJT. Kami bertiga diminta ikut menghadiri upacara peringatan hari koperasi di TMP. Dan tugas kami adalah... ikut baris dan membawakan bunga untuk ditaburkan. Nice!

8. Stay at Semarang

Yang ini sungguh tidak terduga, waktu itu saya masuk kerja setelah ikut DL dari Banyumas. Dan selang beberapa hari diajak ke sebuah hotel, bukan ngamar ya,,jangan ngeres dulu. Saya dan kawan saya mas Ang ke sebuah hotel di bilangan Pemuda. Hotel yang berhadap-hadapan dengan toko buku. Di hotel tersebut “rencananya” kami membantu untuk penyelenggaraan acara diklat yang diadakan Kemenkop. Tak tahunya, karena peserta yang kurang, kami pun jadi peserta dadakan. Haha. Ikut diklat. Dapet cocard peserta, dapet kamar, dapet jatah makan. Haha. Sungguh sebuah pengalaman yang jempol. Katanya sih kita juga dapet sertifikat, semoga nggak jadi,,, haha




Bathroom Tragedy (2013)



“Aku mau sholat,, pinjem kamar mandi ya buat wudhu”

“Oh iya,, bentar ya”

Saudara sekalian, pastinya Anda pernah berada di posisi seperti itu saat bertamu. Pasti cerita selanjutnya adalah Anda berhasil masuk ke kamar mandi, mungkin Anda juga sekalian menunaikan hajat. Anda selesai, buka pintu, kemudian Anda sholat, selesai urusan...
Lalu apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemui bahwa kenop/handle pintu kamar mandi tidak dapat dibuka? Berikut tips dan tricknya :



1.       Keep calm and puter-puter terus kenop pintunya, mungkin memang harus 2-3x puter.

2.    Jika gagal, istirahat sebentar memutar kenop. Mungkin tangan Anda basah. Jangan dipaksakan hal-hal yang tidak perlu, bisa-bisa pintu malah rusak dan Anda harus mengganti.

3.    Jika (masih) gagal, Anda sebaiknya pura-pura masih lama di kamar mandi sehingga tidak begitu terlihat kalau sebenarnya Anda terkunci.

4.     Jika (masih saja) gagal. Sebaiknya Anda segera berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya Anda diberi mukjizat dalam membuka pintu.

5.   Jika (masih terus saja) gagal. Segera keluarkan ponsel Anda untuk mengontak empunya rumah. Dan katakan dengan jujur kalau Anda terkunci. Jangan malu, karena ada pepatah “malu bertanya, sesat di kamar mandi”

6.      Ooopps. Ponsel Anda tertinggal di meja tamu? Jangan khawatir. Ketuklah pintu dari dalam kamar mandi dan berteriaklah. Ingat, teriak yang santai supaya kampung yang punya rumah tidak heboh.

7.     Jika memang semua cara di atas gagal. Tunggulah tuan rumah menghampiri Anda, dan dengarlah suara tawanya sambil membuka pintu dan berkomentar “Kamu kekunci yaa..”

8.      Pasang ekspresi serileks mungkin, untuk mengurangi rasa malu. Anda bisa berimajinasi sedang berada di Hawaii sambil menikmati sepoi angin. Rileks kan.

9.       Alhamdulillah.. Anda bisa berhasil keluar dari kamar mandi.

Nb : Untuk selanjutnya, diharap Anda bertanya dulu kepada empunya rumah. Bagaimana kontur geografis, astronomis, dan iklim setempat.

Cerita di atas hanyalah fakta belaka, jika ada kesamaan nama dan tempat itu bukan sebuah ketidaksengajaan #lhoh

Sekian tips dan trick yang ada, jangan meniru adegan ini di rumah. Harus di bawah perlindungan orang tua.

Kamu Ngapain Aja???


“Bagimu negeri, jiwa raga.. kaaamiiii”

Tepat dengan berakhirnya lagu Padamu Negeri itulah waktu menunjukkan pukul 15.30, semua pegawai sudah bersiap atau bahkan sudah mulai meninggalkan kantor. Begitulah rutinitas selama kurang lebih 9 bulan ini. 9 bulan waktu yang bisa dihitung lama untuk aku “berselingkuh”. Ya.. Mungkin ini memang semacam suratan jodoh yang bahkan esok hari entah apa yang akan kita temui.

Dimulai dari akhir November tahun kemarin hingga pekan pertama di bulan September ini. Selama itulah aku berpaling sejenak dari Kementerian Keuangan menuju ke  Kementerian Koperasi dan UKM RI tepatnya di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah (DKUPJT)

Tentunya banyak meninggalkan kesan, hingga sampai detik saat aku menuliskan ini. Kesan yang begitu berarti dalam liku kehidupan. Dimulai dari mengenal orang-orang satu ruangan, belajar memahami karakter masing-masing, merasakan bagaimana kehidupan kantor dengan segala rutinitasnya, dan yang terakhir bagaimana saling berinteraksi. Mungkin ini semacam jadi pemanasan menuju dunia kerja yang baru. Cinta lama di Kementerian Keuangan yang bersemi kembali.

Dengan adanya kepastian kami kembali ke pangkuan Menteri Keuangan, secara otomatis aku dan kedua kawanku melepas status kami di KKURPJT. Dan kami harus kembali disibukkan dengan urusan pemberkasan. Dan kami pun mundur dengan hormat. Secara gentle kami pamit kepada Kepala Seksi yang kebetulan berjumlah 2 di ruangan itu.

Tolong selalu support kami dalam segala hal, dan juga saling mendoakan supaya dalam pekerjaan diberi hati yang lapang. Pekerjaan yang susah apabila dikerjakan dengan ikhlas maka akan mencapai hasil yang maksimal.

Maaf jika selama waktu yang ada ini, kami membuat sesuatu yang kurang berkenan di hati Bapak dan Ibu. Entah itu tutur kata, sikap, dan perilaku kami selama di ruangan. Tentunya manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Dan dengan adanya itu, kami bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depan.

Terima kasih atas kasih sayang dan perhatian selama kami “menumpang” di ruang tersebut. Atas pengalaman baru yang kami peroleh. Atas segala fasilitas yang kami dapatkan.
Semua itu tentunya bisa menjadi sebuah cerita yang selalu melekat di hati.

Terima kasih,, matur nuwun,, DKUPJT

Terima kasih,, Bapak Kepala DKUPJT.. Bapak Jar, yang telah memberi tempat untuk kami mengisi waktu.

Terima kasih,, Bapak Kabid Pemberdayaan Koperasi.. Bapak BM

Terima kasih Bapak dan Ibu Seksi Koperasi Pertanian : Pak Pri, Pak Cah, Pak Alp, Pak Tam, Pak Jok, Pak Wal, Mas Ar, Bu Ind, Bu Ern.

Terima kasih Bapak dan Ibu di Seksi Koperasi Non Pertanian : Pak Hap, Bu Des, Pak Sla, Bu Ren, Bu Puj, Pak Sri, Pak Rud, Bu Dew, Bu Rah.

Terima kasih tentunya kepada eks rekan-rekan di Bidang Pemberdayaan Koperasi : Pak Anu, Pak Sug, Mas Ina, Bu Nur, Bu Ani, Pak Ded.

Terima kasih untuk semua staf dan anggota keluarga besar DKUPJT, yang mengenal atau bahkan yang belum mengenal kami.

Thank you for everything.
Salam hangat.. Mas Farhan.





“Setiap orang memiliki tugas masing-masing dalam rencana kehidupannya. Entah bagaimana dia menjadi apa. Tidak tertutup kemungkinan tugas itu gagal, tapi ternyata malah menyelesaikan tugasnya yang lain. Begitulah rencana Alloh, jalani dan syukuri. Bersabar dan bersandar kepadaNya. Maka alloh akan memberikan petunjuk di setiap jalan yang akan tertempuh.”

When I Getting Older





Suatu ketika saya pernah merenung, atau mungkin membuat suatu pertanyaan. Mungkin cuma saya sendiri yang bisa jawab pertanyaan ini. Pertanyaannya adalah apa sebenarnya cita-cita kamu (saya)? Sepele sih, tapi kalo misalnya dipikir berat bisa jadi berat beneran. Haha.

Oke.. langsung saja.. apa cita-citamu? Nah,, udah mentok sini.. mau jawab apa.

Cita-cita saya mau jadi orang berguna dan masuk surga.

......

Apa itu cita-cita? Saya sebenarnya juga kurang paham... kayaknya semua orang juga punya cita-cita kayak gitu. Semua keyakinan (religion) di dunia ini juga mengajarkan untuk mencapai surga, nirwana, firdaus, atau apalah. Tentunya dengan keyakinan masing-masing. Jangan disalahartikan ya,, bisa-bisa saya dianggap liberal. Ijtihad sendiri-,-

Oke.. kita tutup kasus di atas.

Jadi apa cita-citamu? (lagi)

Hmmmm.. *sruput kopi

Waktu masih duduk di sekolah dasar. Cita-cita saya adalah menjadi pemain bola dan insinyur perikanan. Anggap saja kondisi ceteris paribus, sehingga saya bisa mencapai cita-cita tersebut. Nggak kebayang pastinya punya gelar “Ir.”. haha. Atau cita-cita saya satunya, jadi pemain bola dengan gaji 3 M per pekan. Ceritanya dikontrak tim-tim Eropa dan jadi terkenal di seluruh dunia. Haha.

Eh sori malah ngelantur... haha.. dan lihatlah saya sekarang, gelar Ir? Gaji 3M per pekan? Hahaha. Lantas apakah saya perlu sedih? Perlu menghitung kerugian 3 M tersebut?

Sampai detik ini saya masih cengar-cengir nggak jelas...haha
Nggak ada beban, nggak ada pressure, semuanya masih misteri..
Lantas kemudian saya tercekat dan terkaget dari lamunan bahwa banyak hal dalam hidup ini yang sangat sangat perlu disyukuri. 

Pertama, sebenarnya orang tua lah yang sedikit banyak punya peran. Dalam hal ini, orang tua saya lah yang mengarahkan bagaimana anaknya mencapai cita-cita tersebut. Asal itu positif, pasti orang tua akan mendukung. Tinggal bagaimana kita menerima respon arahan tersebut. Ada yang ogah-ogahan, ada yang sekedar “iya”, ada yang pokoknya mau jadi ini jadi itu. Fine. Nggak masalah bagi saya.

Kedua, nggak ada gunanya menyesali sesuatu yang masih dalam bentuk angan-angan. Yang penting bagaimana selalu memotivasi diri untuk menggapai cita-cita tersebut. Menikmati tiap prosesnya adalah sebuah keberkahan sendiri dalam hidup. Mengeluh? Wajar... manusia. Tapi jangan terus mengeluh, putar arah energi “keluhan” menjadi sebuah semangat

Terakhir (cepet banget), jadilah diri sendiri. Nah, ini mungkin bisa dikatakan sebuah cita-cita yang abstrak, tetapi masih mending. Kebanyakan, orang lupa untuk menjadi diri sendiri. Meniru, mereplika, menduplikat, dll sudah menjadi ciri umum dalam masyarakat. Salah tiga tersebut sah-sah saja, asal jangan sama plek. Taruh kreativitas di dalam bumbu kehidupanmu dan rasakan bedanya.

Nah, dari apa yang saya kemukakan di atas bisa saya baca sendiri sebagai bukti bahwa saya pernah punya coretan mengenai cita-cita. Dan cita-cita saya kali ini adalah menjadi seorang auditor. Auditor yang tentunya memperhatikan orang tua, yang selalu termotivasi, yang selalu menjadi diri sendiri. Dedikasi saya sepenuhnya untuk merah putih. Semoga masing-masing dari kita dapat mencapai cita-cita sesuai keinginan. Selanjutnya? Who knows.. hehe

Oh ya,, yang terakhir,,
 
Saya pengen masuk surga.. hihihi

(Semoga mendapatkan penempatan yang terbaik.. aamiin)
Kamu...
Siapa Kamu?
terlalu maya untukku...

Entah bagaimana Kamu...
Entah mengapa Kamu...
Jadi?