Fun With Ball (Part I)


      Berbicara sepak bola memang tidak bisa selesai satu dua perkara, bahkan semalam suntuk pun tidak akan selesai jika sudah menyangkut bola. Berbeda dengan pelajaran, 30 menit aja serasa udah mentok (hahaha). Semoga ke depan pelajaran dan segala literaturnya lebih banyak tersentuh.
      Kali ini aku lagi pengin menceritakan “karir” yang berhubungan dengan kulit bundar. Tempat di mana aku melepaskan semua hasrat dan hobiku. Merupakan kebanggaan tersendiri bisa berada bersama kawan-kawan seperti kalian. Berikut akan diurutkan dari pertama masuk sekolah sepak bola hingga jenjang lulus SMA.

LPSB TUGUMUDA – kelas 2 SMP
      Pada cerita yang sebelumnya (Sepenggal Kisah Semangat Muda Yang Tertinggal) dikisahkan aku terdaftar di salah satu SSB yang ada di Kota Lumpia ini. Semangat muda selalu terjaga dengan latihan yang dijalani. Namun, ketidakmampuan menjaga semangat itu menyebabkan hilangnya sebuah mimpi yang akan diretas. Tidak banyak momen yang tercipta selama 3 bulan pelatihan tersebut T.T yang berkesan bagiku adalah di mana aku bisa berdiri di tengah-tengah stadion kebanggaan kota Semarang. Hanya satu gol yang bisa aku buat selama 3 bulan itu, di mana saat-saat terpurukku (menjadi bek tengah). Namun, herannya waktu itu aku bisa mencetak gol setelah melakukan akselerasi dari garis belakang...hehe.
      Kaos kuning itu telah lama hilang, kaos yang ada bordiran namaku,, :3
 
SEMFOK FC (Sepuluh Enam Football Klub Faling Cakep) –  X6 Smaga
      Nama yang aneh kan -,- begitulah teman-teman kelas 1 SMA (kelas X) waktu masih berseragam putih abu-abu dulu. Jangan salah tapi, anak-anaknya..woooo... aneh-,- dimulai dengan kekompakan para pria untuk bermain sepak bola, terbesitlah rencana untuk membuat jersey sendiri sekaligus jersey ini nantinya akan dipakai untuk Ligasa (semacam liga tahunan sekolah). Segera kawan kami mencoba mendesain logo dan bagaimana bentuk kaos kami itu. Setelah lama berdiskusi, akhirnya kami sepakat dengan desain yang ada dan segera masuk proses produksi pada suatu usaha konveksi. 
tampak depan
      Untuk pemilihan nomor sendiri, sebenarnya cukup membingungkan juga. Aku tidak begitu suka untuk pake no 10, 7, 9. Kenapa?? Karena nomor-nomor tersebut biasanya dipakai oleh pemain berlabel bintang dan nantinya selama pertandingan akan diawasi. Aku bukan pemain bintang dan aku tidak mau diawasi, aku hanya mau permainan yang mengalir. Kuputuskan untuk memakai nomer 85. Ya 85. Why?? Sebuah nomer yang bermakna..hehe. makna pertama adalah saat itu ada pemain liga Italia yang memakai nomer tersebut dan cukup unik. Ya, Valon Behrami sewaktu di Lazio memakai nomer itu. Berikutnya adalah bahwa 85 sendiri mirip huruf “BS” di mana merupakan inisial nama bapak “Bambang Sumantri” haha. Ya, seseorang yang selalu jadi inspirasi gue..:) dengan membayangkan Bapak (dan Ibu tentunya) menyaksikan aku bermain bola maka semangat di hati akan bertambah. Yang terakhir bahwa 85 sendiri mengandung harapan supaya nilai-nilai mata pelajaran aku bisa 85 ke atas...-,- haha

tampak belakang

     Bermain bola dengan kumpulan talenta anak yang bagus membuatku nyaman. Sungguh bangga bisa bermain bersama mereka: Arga “Bebek” dengan ketangguhan di bawah mistar, Aji “Gembrik” dengan kekuatan sebagai bek tengah, Riwanda dengan permainan kerasnya, Pungki “Pakdhe” dengan keluwesan dan yang style sekali (saat itu anak-anak menyebutnya “dewa”), duo striker yang selalu tajam Ali “Alto” dan Ferry “Jirut”, serta teman-teman sepuluh enam lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu.. Thank you Guys :’)


      Kelas kami waktu itu cukup disegani. Hal ini berkat latihan rutin yang kami lakukan setelah Jumatan. Jumat?? Nggak Pramuka? Nggak dong..:p Ya,, waktu itu kami mendeklarasikan terbentuknya “Gapra paso” yang berarti “Gerakan Anti Pramuka, Paskibra, OSIS” sebuah semacam ikrar bahwa kami “membenci” organisasi yang disebutkan dan mengharamkan untuk menjadi pengurus.. garis keras memang, haha.. jadi sampai akhir kelas X-6 merupakan kelas yang apatis, hanya ada 1 anak yang menjadi anggota Korps Pramuka (KS). Hasil bolos kami itu membawa berkah, kekompakan kami semakin terjaga dan hasilnya beberapa sparing berhasil kami menangi. Kekuatan kami yang hebat seolah bahwa kami tidak punya kelemahan, tetapi justru kelemahan kami itu tidak tersembunyi yaitu urusan mental juara. Kelas kami belum memiliki itu, jiwa kompetisi yang sangat kurang menyebabkan kami kalah dalam urusan mental.

      Aku berposisi sebagai pemain tengah tiap kali latih tanding dengan kelas lain. Posisi ini lumayan nyaman karena bisa saling bahu-membahu dengan teman lain. Waktu itu total 8 gol yang bisa aku cetak..lumayan J. Namun, ketajaman itu seakan melempem saat harus bertanding di bawah tekanan penonton. Ya, gol ku yang lain adalah saat mencetak satu-satunya gol dalam kekalahan 1-4 bagi timku dalam acara classmeeting. Satunya lagi, saat kalah 2-6 dari X-11 dalam kompetisi Ligasa. Dua gol yang membawa kesedihan T.T. jadi total 10 gol yang bisa aku cetak..
“Gol bisa bermakna indah, tetapi kadang ada kisah di balik itu semua”

Nb: unforgettable moment
1.    1. Saat kalah 0-12 dari XI IA 6, dimana nantinya kelas tersebut menjadi juara Ligasa. Saat tertinggal banyak gol, kami memutuskan untuk melepas pertandingan itu sehingga semua posisi di rolling. Jirut dan Bebek bertukar posisi. Aku dan Aji yang waktu itu jadi bek tengah kemudian menjadi STRIKER, tetapi tidak banyak menolong tim.. huhu

 2. Saat briefing pertandingan matchday 1 melawan X11, saat itu Aji meyakinkan kami dengan gayanya yang khas. Dia berkata, ”pertandingan iki target e orak menang, tapi mbantai!” kami menanggapinya angin lalu. Hasilnya... kami malah terbantai 2-6.

Momen-Momen Indah
2.    

AROITE FC – XI IA 2 Smaga
      Naik ke kelas XI, aku berada di kelas XI IA 2 di mana dari segi kuantitas pria kami sangat minim nim nim. Cowok hanya berjumlah 12-,- cewek sangat melimpah. Berbeda ya dengan sekolah plat merah di sini...haha
Tidak ada lagi talenta seperti sebelumnya, aku harus berusaha untuk tidak mengandalkan talenta dan harus bekerja keras bersama teman-teman.

      Dengan level pelajaran yang makin sulit, berkurang pula kesibukan pada kulit bundar. Teman-teman juga terkadang susah untuk diajak bermain bola, sekedar latihan pun jarang. Sehingga saat itu hanya beberapa kali saja kami bermain futsal. Aku lebih sering bermain bersama teman-teman dulu yang bertajuk “Semfok Reunion”. Saat itu bahkan kaos baru didesain dan masuk proses produksi menjelang pergelaran Ligasa. Persiapan yang sungguh mepet dan kami kekurangan jam terbang bermain bersama. 

tampak depan
      Nama Aroite sendiri masih jadi misteri.. ada kok di bahasa Jepang, tetapi yang di pelajaran itu nampaknya “Aruite”. Tapi, teman-teman memilih nama Aroite yang artinya kira-kira “A Loro Ipa Tenan”. Lagi-lagi aku dilema dalam memilih nomor punggung. Setelah semedi dan bertarung melawan teman-teman dari bangsa jin, aku memilih nomor 90 . Nggak ada arti yang begitu spesial memang. 90 itu berarti “GO” di mana aku harus maju, maju, dan maju. Angka itu juga mengandung harapan supaya nilai aku jadi minimal 90 < --- yang ini mimpi banget

      Aroite FC menurutku sudah compang-camping dengan kurangnya latihan dan sumber daya cowok. Namun, ada satu hal yang paling aku banggakan ya,, dukungan suporter yang tidak pernah berhenti, bahkan saat kami terpuruk. Suporter selalu ada untuk menghilangkan rasa kecewa kami, mesipun kami tahu mereka juga kecewa. Beginilah harusnya sebuah keluarga dan satu tim.

      Bersama Kibar “Predator”, Levi, Anggari “A’ang Gym”, Chandra “Bang Jeck”, Alvonso “Kange”, dan kawan-kawan yang lain, kami menjalani laga-laga ligasa dengan penuh semangat. Ber-12 kami menghadapi musuh-musuh yang tangguh. Alhamdulilah waktu itu kami lolos dari fase grup. Pertandingan pertama berhasil kami menangi dengan skor 2-1 di mana saat itu aku mencetak sebuah gol.

      Bisa dikatakan ini adalah gol terbaik dalam partai resmi yang bisa aku buat. Gol ini bermakna banyak. Gol kemenangan, gol penentu, gol yang penuh kegembiraan,, pokoknya tidak ada kata lain kecuali BAHAGIA. Gol yang kupersembahkan buat teman-teman Peppermint yang selalu setia menonton (thanks buat teman2)
Namun, di partai berikutnya kami kalah terus. Yaitu saat laga penyisihan terakhir yang tidak lagi menentukan, kami kalah 2-4 melawan kelas XI IA 9 yang merupakan kelas Ferry “Jirut” dkk. Di babak gugur kami pun tidak bisa berbuat banyak saat menghadapi XI IA 11 di mana striker tajam Ali “Altho” bergabung di sana. Kami kalah 0-3

Nb: Unforgettable Moment
1.    1. Saat kalah 0-3 melawan XI IA 11, saat yang seharusnya sedih tetapi kesedihan itu tidak bisa keluar karena saat itu striker Roy “Gundul” justru bisa menaklukkan hati wanita teman sekelas kami. Lumayan ada hiburan. Nggak jadi sedih deh..

2.     2. Momen memalukan waktu kalah 0-3 dalam pertandingan terakhir. Saat gagal mengeksekusi sebuah free kick, sontak suporter musuh berteriak “Ambon ganteng,,,Ambon ganteng,,, Ambon ganteng..!” ganteng sih emang..haha tapi momen nya gag pas. udah bad mood bgt kan itu. Secara spontan aku mengacungkan jari tengah kepada mereka..haha kemudian koor berubah menjadi “Huuuuuu...” hhahaha :p
AroiteFC Team

PSIS (Paguyuban Sepak Bola Ipa Satu) – XII IA 1 Smaga
      Namanya sih PSIS -.-“ tapi bukan PSIS yang Mahesa Jenar itu.. begitulah nama tim kelas kami saat kelas 12. Bergabung di IPA 1 sungguh merupakan kelas yang jos gandos. Anaknya pada rame dan gokil. Menjadi siswa tingkat akhir memang merupakan sebuah perjuangan, tetapi kami selalu bisa mengeluarkan tawa tiap hari dalam kebersamaan DuRec (Duit Receh) <--- singkatan yang disingkat lagi-,-

PSIS Away
      Kami tidak membuat jersey karena kelas 12 sudah tidak bisa ikut Ligasa lagi. Tidak kekurangan ide, kami pun mencari jalan keluar supaya tim terlihat keren saat acara classmeeting. Sebuah ide yang cukup nyleneh, entah siapa yang menuturkannya. Kami membeli kaos PSIS secara massal, rencananya sih namanya dibuat sama, misal semua memakai nama “De Porras” atau “Sukamto”, tetapi saat itu yang ada hanya polosan. Kami pun terpaksa membeli yang polosan. Lumayan keren kok saat itu. Sayang, kaos itu sekarang sudah nggak muat-,- akupun membuatnya menjadi sleeveless dan tidak layak pakai sekarang. Masih tersimpan rapi di kosan.

      Pada bagian belakang kaos, penuh dengan tanda tangan teman dan sahabat. Di bagian depan kaos, tepatnya di atas logo PSIS, pernah ada tanda tangan dengan stabilo pink oleh “teman dekat” (cieeeh) yang waktu itu selalu menjadi sumber semangat saat mengenakan kaos itu. TERIMA KASIH ^^


      Tim kelas kami cukup disegani dalam percaturan sepak bola Smaga. Seringnya ajakan sparing membuat kami cukup kompeten. Ada satu musuh favorit kami, yaitu XII IA 5 yang mana merupakan “penghinaan” haha.. saat itu kami selalu meremehkan mereka dan selalu dipastikan kami menang terus. Namun, justru ini menjadi bumerang karena kami kemampuan dan mental kami stagnan T.T
Bersama Suporter Setia


      Sebuah liga khusus digelar di kalangan kelas XII untuk mengisi waktu luang menunggu hasil ujian akhir nasional. Itulah saat-saat keterpurukan. Dari 4x bertanding, 4x juga kami kalah-,- aseem.. di pertandingan terakhir yang tidak menentukan, sudah tidak ada semangat lagi di tim sehingga yang datang hanya 4 orang. Total sudah kami ambruk..huhu.. sebenarnya tidak ada yang salah dalam tim, mungkin kekompakan dan pola permainan menjadi titik lemah kami. Last but not least, setahun bersama kalian membawa keceriaan buatku hey kawan-kawan...

      Oh ya untuk pemain reguler tim biasanya kami membuat line up seperti berikut: untuk menjaga mistar gawang, kepercayaan penuh diberikan kepada Iqbal “Gembul” ato Rega “Ateng” (duo kiper yang bertubuh subur nan tangguh). Selain itu semua anak pasti di rolling, talenta yang sangat bagus yang dimiliki Shandy “Aseng”, Dion “Doyok”, Kukuh, Khalid “Fikaro Lilo Amarilo Volgonzo”
“Sahabat ada untuk memberi semangat dan mengembangkan senyum saat terjatuh”

Nb: Unforgettable Moment
1.     1. Saat kalah melawan XII IA 7, di mana saat itu dengan semangat 45 aku mengajak “teman dekat” untuk menjadi suporter spesial aku. Dengan semangat yang tentunya terdongkrak, aku memang berhasil membuat gol tetapi tidak bisa mengangkat tim. Maaf.

Barcelona Away
2.    2. Jersey spesial yang aku dapat dari kawan, sahabat, karib, pasangan homo (hoeekk,,jijik,,). Ya,, di hari ultahku yang ke 15..eh bukan.. yang ke 18 ding,,hihi,, Fikar yang sering menamai dirinya dengan “Fikaro Amarilo Volgonzo” menghadiahkan kaos Barcelona away yang berwarna kuning. Apik tenan wes to. Matur nuwun yo kar. Pancen pasangan ku paling sip.. #eh.

Three Magic Messages

      Sedikit cerita tentang sesosok yang mampu memberi inspirasi yang terkadang aku sendiri tidak menyadarinya bahwa memang dia lah yang selalu memberi cahaya dalam kelamnya kehidupanku. Sesosok yang mampu mengubah arah hidup..sesosok yang mampu selalu memberi dorongan.. dialah yang sangat aku sayangi..IBU
bapak sama ibu waktu naik haji,,haha


      Seorang yang kadang dipanggil Mom, mama, bunda, mami, bundo, mother, tapi sejak kecil hingga sekarang aku lebih senang memanggilnya ibu (baca: ibuk).

      Hari ini memang bukan hari ibu, tapi entah mengapa di bulan ramadhan ini aku jadi keingat dengan ibu. Keinget saat buka puasa bersama, yap,, sudah tiga tahun ini aku nggak bisa full puasa di rumah. Ini juga demi karirku yang memang menjadi cita-cita beliau.

      Semula aku hanya ingin sekolah yang memang menjadi minat aku, sekolah di dunia perikanan atau di dunia matematika. Sebelum di STAN ini, kebetulan juga aku diterima di masing-masing jurusan tersebut. Tetapi, ibu berkeinginan lain,, ibu selalu menekankan aku untuk masuk ke STAN, sebuah sekolah yang agak asing bagiku. Tekad ibu yang kuat menular kepadaku.

      Aku tidak pernah berpikir mengorbankan pilihanku itu, aku hanya ingin membuat ibu bahagia. Dan berkat doa beliaulah aku berhasil masuk di sekolah ini, sekolah tercinta ini. Hingga aku akhirnya sejenak melupakan cita-cita masa kecilku itu. Sekolah di sini juga tidak jauh dari matematika. Masih bertemu dengan angka-angka. Seenggaknya tidak ada lagi geometri, integral, derivatif, dkk (mata kuliah yang diambil oleh seorang sahabat, di mana saat dia menjelaskan dan aku cuma bisa melongo dan komen “iki opo to?”)

      Berkat beliau, teriring selalu lantunan doa di setiap doanya, di setiap malam beliau terbangun untuk bertemu dengan pencipta-Nya.

      Aku jadi teringat saat beliau memberi 3 pesan, di mana pesan itu selalu terngiang di kepala. Pesan yang beliau selalu tekankan hingga beliau menggenggam erat dan memandang mataku. Sungguh banyak pesan beliau yang aku hanya anggap sebagai angin lalu. Semacam masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.

      3 pesan ini beliau berikan saat aku pulang untuk hadir dalam acara akad nikah mbak ku. Beliau terlihat bahagia dan akhirnya juga berpesan kepadaku, pesan yang singkat, pesan kepada anak bontotnya yang sering nakal ini. Pesan-pesan beliau adalah:

1. PERBANYAK SHOLAT SUNNAH

      Pesan ini mungkin sudah ribuan dikatakan beliau kepadaku. Hanya saja, aku yang kadang bandel, dan sering mengabaikan pesan beliau ini. Dalam Islam sungguh banyak ibadah, selain ibadah wajib yang memang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Ibu itu model yang “talk more, do more” ketika beliau sudah capek dengan “talk” nya, beliau akan selalu memberi teladan yang membuat trenyuh. Perjuangan ibu dari kecil hingga menjadi seorang super ibu bagi aku. Terima kasih ibu.

      Mencontoh beliau memang sulit, tetapi semuanya tidak ada yang tidak mungkin. Dengan kesibukan pekerjaan yang memang tidak ada habisnya, beliau mampu melaksanakan sholat-sholat sunnah. Diantaranya sholat dhuhur (kadang lama banget karena dilanjutkan dengan ngaji), belum lagi sholat malam yang jarang sekali ditinggalkan (bangun jam 3 pagi). Terkadang dulu aku dibangunin dengan memercikkan air ke muka.haha. sekarang juga untuk bangun dini hari terkadang susah, karena memang biasa tidur larut.

Aku akan mencoba melaksanakan ini, buk.. bismillah, doamu menyertaiku..

2. BELAJAR YANG RAJIN

      Ini juga merupakan pesan yang aku sendiri sangat menyesali karena tingkat kegagalanku sangat besar di sini!! Pelajaran di sini bukan berarti pelajaran secara umum, misalnya mengenai kehidupan. Belajar di sini adalah belajar secara akademik. Jujur, sebenernya IP yang aku dapat selama di STAN ini bukan IP yang bisa aku peroleh secara maksimal. Bukan bermaksud sombong, tapi aku tahu kapasitas belajarku sampai mana, dan hasil ini jika dibandingkan dengan teman-teman lain sangat jauh ketinggalan. Aku terima jika memang mereka memiliki nilai bagus karena memang usaha belajar mereka yang sangat gigih.

      Sempat aku memiliki pendorong semangat dalam belajar pada sesosok yang dinamakan pacar. Namun, juga aku tidak harus bergantung kepadanya. Kita sama-sama belajar. dan seengaknya aku bangga karena dia sekarang sudah jauh melebihi aku (atau bahkan dari awal memang sudah melebihi aku :). Hehe

      Maafkan aku buk,, selama ini aku nggak belajar dengan bener. Semoga di jenjang pendidikan selanjutnya aku dapat membuatmu lebih bangga dari sekarang. Amiin

3. OLAHRAGA YANG RAJIN
     
 Dan inilah pesan terakhir yang aku terima. Pesan dari seorang ibu yang melihat anaknya tumbuh semakin ke samping. Haha. Aku akui tubuh ini semakin melar. Apalagi dengan aku yang terlena selama beberapa tahun belakangan.

      Sempat bobot ini mencapai 71 kg dan ibu akan membawaku ke dokter gizi. Oh Tuhan, sebegitu bulatkah aku. Hingga akhirnya aku melaksanakan pesan ibuk ini. Mulai dari membatasi makan dan melakukan olahraga yang intens. Selama beberapa bulan ini, semua urusan perut harus bisa kutahan. Dan hasilnya adalah bobotku bisa turun ke 67 kg. Alhamdulillah.

      Banyak yang bilang aku jadi tambah kurus gara-gara sudah tidak punya pacar lagi. Kalau ditanya seperti itu juga kadang aku asal njawab, misalnya:

Teman = “Wisnu sekarang kurusan ya?”
Aku     = “Lha aku sekarang sudah nggak ada yang ngurus lagi, jadi ya kayak gini”

      Jawaban seperti itu adalah jawaban yang asal,, haha,, tetapi juga sedikit banyak hal itu berpengaruh.. #loh
     Aku puas bisa berada di level ini, tetapi aku harus berusaha lebih giat lagi untuk tidak hanya sekedar mengurangi berat badan, tetapi juga membuat tubuh menjadi lebih bugar dan terlihat lebih fresh..
      rasakan bedanya,, hehe.. maybe this is the last my appearance to wear it..:) but believe me, that's very memorable for me, my heart :3 #cieeee

      di masa depan, semua pesan dari orang-orang tersayang akan selalu aku jalankan dengan baik dan sesuai dengan yang digariskan olehNya..:)


Studi Lapangan (Minggu IV)

Senin, 2 Juli 2012
     Yap..minggu terakhir untuk Studi Lapangan ini. Aku pun kembali ke Seksi Penagihan (lagi lagi) bersama Gigih. Haha. Seksi yang santai kayak di pantai. Ketemu lagi sama Pak Mul, Mas Ambon, Mas Wahyu, dll.
Hari Senin ini di aula lantai 4 sangat ramai. Ternyata ada pelaksanaan Porwil untuk cabang tenis meja. Jadi, suasana sangat ramai. Hal ini pun bisa dimanfaatkan untuk “kabur” dengan dalih menjadi suporter :p
      Di aula ternyata sudah ada sesepuh Ikmas yang magang di KPP Semarang Barat yaitu: Mas Alek, Mas Ega, dan Mas Baskoro. Pertandingan pertama berlangsung ramai yaitu antara Semarang Timur vs Salatiga. Namun, kami tidak dapat memaksimalkan kondisi sebagai tuan rumah. Pada ganda putra, yang bertanding adalah Pak Abdul Malik dan Pak Agus. Ganda putra ini langsung takluk 0-2. Pertandingan dilanjutkan dengan ganda putri. Kali ini giliran Bu Moritha dan Bu Ence. Pertandingan sangat sengit, tetapi akhirnya kalah 1-2. Berakhir sudah perjuangan tuan rumah. Huhu.
      Kembali ke pekerjaan. Karena Mas Wahyu tidak ada, otomatis tidak ada pekerjaan yang berarti. Aku segera kembali kepada laporan dan mulai menyortir laporan-laporan tahun kemarin. Bahkan sampai bosan. Hingga akhirnya ada pekerjaan, itu pun sudah agak sore menjelang pulang. Yaitu “menjumlah” dan membuat PPT. Tugas pun kami bagi dua hingga akhirnya pukul 16.17 tiba dan saatnya bergegas pulang. Hehe


Selasa, 3 Juli 2012
      Hari Selasa ini tidak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Yah,, memang di penagihan itu tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakan. Dan seharian ini pun aku hanya berada di depan laptop. Nggak tahu mesti ngapain. Nothing special today.
      Seenggaknya yang bikin kaget hari ini adalah aku bertemu dengan om ku di masjid Sholahudin di KPP ini. Mungkin om ku lagi refreshing karena kantornya juga ada di depan KPP. Haha.
      Menjelang sore, aku dan Gigih mencari data untuk laporan kami. Agak lembur memang, tapi semua itu butuh pengorbanan. Udah yuk pulang dulu.

Rabu, 4 Juli 2012
      Hari ini suasana kantor sangat sepi. Hal ini dikarenakan banyak para pegawai mengikuti perlombaan Porwil untuk cabang voli di Pekalongan. Beliau-beliau berangkat dengan armada 4 mobil. Pantas saja ruangan begitu lengang.
      Hal ini berdampak pada pekerjaan di Seksi Penagihan yang makin lama makin jobless. Haha. Seharian hanya mencicil laporan yang entah juntrungannya kemana ini-,- Selain itu juga kadang diselingi dengan nge game.
      Menjelang sore pun demikian. Hingga akhirnya rasa ngantuk menyerang dan akhirnya kabur ke kantin untuk sekedar ngopi sekalian menunggu waktu Ashar tiba.
Hari ini benar-benar tidak produktif!

Kamis, 5 Juli 2012
      Hari ini tidak ada yang spesial. Malah badan terasa agak capek. Seharian aku mengerjakan laporan yang nggak tahu kemana juntrungannya ini. Pengerjaan laporan ku sangat aneh bin wagu. Mlencar-mlencar. Malah data inti belum dapat. Mas Wahyu belum datang dari Jakarta. Ini membuat kawan saya, Gigih agak kalang kabut.
    Aku pun sempat berencana untuk berpaling. Haha. Sungguh sangat sulit berpikir untuk berpaling. Semoga hingga nanti penilaian aku masih setia sama penagihan.. hehe
Dan hari ini diakhiri dengan hamdalah..
Tak terasa besok sudah merupakan hari terakhir studi lapangan di sini. Huhu

Jumat, 6 Juli 2012
Pagi terakhir di kantor ini..
Nggak terasa,, bener,, nggak terasa kalo aku sudah menjalankan kewajiban studi lapangan selama satu bulan di sini. Semoga ini menjadi akhir yang indah.
Pagi ini, keberangkatan ke kantor agak awal karena harus mengikuti futsal bersama karyawan kantor. Futsal terasa menyegarkan. Apalagi ditambah dengan adanya kacang hijau hangat yang menambah kesegaran pagi itu.
Kembali ke rutinitas kantor, sempat aku akan minta bimbingan ke Faris urusan berpaling ku. Tapi ternyata di ruangan sudah ada orang yang sangat aku tunggu-tunggu. Yak,, Mas Wahyu!! Akhirnya beliau sudah kembali dari Jakrta. Beliau pun hanya ketawa-ketawa. Segera beliau mencarikan data yang aku butuhkan, sambil menyambi pekerjaannya. Beliau mungkin merupakan salah satu orang yang sibuk di Seksi Penagihan. Hehe.
Sembari menunggui Mas Wahyu, ada kejutan yang nggak terduga. Ada nasi box yang datang. Ternyata ada syukuran dari aqiqahan. Alhamdulilah. Bagai diterpa embun di padang gurun. Lebay.
Setelah sholat jumat ternyata data sudah jadi dan Mas Wahyu berangkat ke Kanwil karena ada urusan kantor. Hari itu hari yang benar-benar penuh perjuangan. Selesai sholat, aku dan Dewangga menuju ke Kauman, tempat pembuatan plakat. Yap,, kami berencana untuk memberikan kenang-kenangan berupa plakat. Kami pesan jam 1 siang dan selesai jam setengah 4. Wuaahh.
Sekembalinya di kantor, ternyata ada kejutan lagi. Wow. Ada nasi box lagi dan lagi lagi dari aqiqahan pegawai yang lain. Gimana ini. Akhirnya aku putuskan untuk dibawa pulang saja. Pencarian data ku berlanjut dengan mengutik-utik file pada komputer.
Setengah 4 pun tiba, waktunya untuk mengambil plakat. Aku mengambilnya bersama Faris dan segera menyerahkan kepada Dewangga. Kami pun sepakat untuk pulang mengikuti jam kantor karena akan berpamitan terlebih dahulu. Jam 4 kami dikumpulkan di Waskon III untuk mendapat wejangan dari Pak Sis (Ben Josua).
Setelah itu, kami berpamit-pamitan mulai dari lantai 4 hingga lantai 1.. dan semuanya mendoakan kami supaya kembali lagi (amin) dan mendapat penempatan terbaik (amin)


Tim PKL KPP Pratama Semarang Timur

terima kasih kepada semu kru KPP Pratama Semarang Timur. 504. semoga sukses!!

Studi Lapangan (Minggu III)

Senin, 25 Juni 2012
Yap,, memasuki minggu ketiga stulap ku. Nggak kerasa ya, cepet banget. Padahal udah mulai betah. Oh andaikan ini penempatan ku nanti. Amin. Nggak jauh dari keluarga, nggak jauh dari kota tercinta.
Minggu ketiga ternyata aku ke Waskon IV. Satu ruangan, tapi beda tempat. Saat aku datang dan membawa surat dinas ternyata ada yang berulang tahun. Waah. Lagi-lagi ada pesta kecil. Sungguh di sini kekeluargaan sangat kental. Aku pun disuruh untuk mengambil kue. Alhamdulilah.
Berhubung pak kasi sedang tidak ada di tempat, segera aku berkenalan dengan punggawa waskon IV. Ada mas Agung, mas Najib, Mas Bram, seorang ibu-ibu (ibunya cuma ngajak salaman-,-), Bu Ence. Dan pagi itu tugas pertama ku adalah mentranslate. Ya,, menterjemahkan. Oleh Mas Bram, aku diberi tugas mentranslate sebuah slide yang full English, 28 slide. Ternyata slide itu adalah hasil dari beliau mengikuti suatu acara di Ankara, Turki. Wow.
Proses mentranslate dibantu oleh translator mbah google. Tetep saja harus dibaca lagi karena terkadang kalo tinggal copy paste hasilnya awut-awutan. Cukup lama mentranslate. 2,5 jam total yang aku habiskan.
Ada kabar sekre sudah menyidak Semarang Barat. Segera saja PIC kami mengingatkan untuk “siaga”. Sekre ternyata baru datang setelah zuhur. Yah.. pak Amiruddin datang untuk memantau kami. Nggak tegang-tegang banget sih. Hehe. Oh ya,, sore itu aku diminta tolong untuk memfotocopy. Haha. Lagi ketagihan fotocopy.
Dan sore itu ditutup dengan makan mi sore bersama Faris AH di kantin. Sebenernya pengin nonton Semarang Timur maen di Porwil, tapi ternyata nggak ada temennya dan badan sudah capek. Hehe.

Selasa, 26 Juni 2012
Hari ini ternyata cukup mengejutkan. Ada yang berulang tahun lagi di Waskon IV. Bu Ence berulang tahun dan membawa kue tart coklat yang yummy. Segera aku disuruh untuk mengambil. Wah lumayan. Hehe
Pekerjaan hari ini tidak banyak. Hanya diterangkan oleh mas Najib apa itu ilmu administrasi dan kemudian hanya riwa-riwi anter surat ke beberapa seksi. Selain itu juga melakukan proses scan. Proses scan ini dilakukan di lantai 4 di seksi penagihan. Awalnya sempet eror. Hingga akhirnya meminta tolong mas Landhep untuk menyecankan. Alhamdulillah.
Nothing special today, tetapi akhinya aku bisa ambil kaos “loyalitas tanpa batas” di kawasan Undip pleburan. Apalagi yang terjadi besok?? Cuss besok yah..

Rabu, 27 Juni 2012
Hari ini seperti biasa, selalu dengan rutinitas yang sama. Datang pukul 7.45 absen dan santai-santai sejenak. Baru agak siang an nyalain laptop dan nyicil laporan sebelum tergoda oleh modem dan surfing. Hahaha.
Pekerjaan hari ini yaitu hanya mengantar surat dan naik-turun lantai. Selain itu juga akhirnya meneliti SPT lagi. Kali ini pekerjaan dari Bu Mulyaningsih yang aku babat habis. Agak lama sih, karena terjadi beberapa kendala.
Sore pun menjelang, hingga akhirnya pulang pukul 16.00 dan nge mie dulu sama Faris, baru kemudian cuss pulang.

Kamis, 28 Juni 2012
Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya. Santai kayak di pantai. Apalagi Mas Najib sedang terjun ke lapangan untuk SPN. Like a boss. Haha. Seharian hanya di depan laptop dan bermain FM2007. Sebelumnya juga nyicil laporan ding :p
Agak siangan ternyata ada tugas menghampiri. Pekerjaan dari Waskon III, dai Mas Jati tepatnya. Karena Gigih lagi ada keperluan, aku pun disuruh untuk mengerjakan pekerjaan itu. Mendata formulir hasil dari SPN di lapangan.

Jumat, 29 Juni 2012
Hari ini berangkat ke kantor agak pagi. Pukul 06.45 berangkat dari rumah. Ihwaw ngapain? Yap.. aku ikut olahraga futsal bersama orang-orang kantor. Futsal dilakukan di Metro Futsal di dekat Sriwijaya. Hampir sekitar 1jam aku bermain dan membuang keringat. Lumayan.
Sampai di kantor pukul 8.00, aku segera membersihkan diri. Yang lain pada mandi sedangkan aku hanya membawa handuk kecil dan parfum. Bau keringat dapat tersamarkan. Kembali ke ruangan di waskon IV, suasana masih agak sepi dan hingga agak siang hanya segelintir yang masuk. Mas Najib juga tidak kelihatan dari pagi hingga sore.
Aku pun mulai mencicil laporan dan bermain FM. Hehe. Tugas baru datang agak siang saat harus memproses surat masuk dan melakukan pemindahan data (tinggal copas) dari AR (Mas Bram). Hinnga menjelang pukul 16.00 pekerjaan belum selesai dan Mas Bram berkata supaya aku jangan lembur. Aku pun mengiyakan dan tepat pukul 16.00 aku pulang bersama kawan-kawan.
Tak terasa minggu depan merupakan minggu terakhir Studi Lapangan di sini. Kemanakah saya besok Senin??

Studi Lapangan (Minggu II)


Senin, 18 Juni 2012
Yap,,minggu ke-2 stulap dimulai. Dan aku pun pindah ke,, jeng jeng jeng,, Waskon III. Apa itu waskon? Waskon adalah Pengawasan dan Konsultasi. Tempat di mana para AR bekerja. Hari pertama di Waskon III dimulai dengan pertemuan dengan kepala seksi yaitu Pak Siswanto. Beliau orangnya sangat supel, obrolan-obrolan ringan pun memulai awal hariku di Waskon. Setelah ngobrol, beliau menyuruhku untuk berkenalan dengan AR yang ada di Waskon III, diantaranya: Bu Nur, Bu Morita, dan Pak,, aduuh,,lupa namanya. Hahaha.
Pagi itu ada yang berulang tahun di Waskon IV yang kebetulan satu ruangan dengan Waskon III. Ternyata di sana kekeluargaan sangat kental sekali. Ulang tahun Pak Bram dirayakan dengan khidmad dan sederhana. Hanya perlu “tumpeng jajan pasar” dan teman-teman kantor. Aku dan Asep pun juga mendapat berkahnya. Kami berdua disuruh untuk mengambil jajan tersebut dan aku mengambil klepon 2 dan gethuk. Lumayan. Hehe
Tema hari ini adalah “like a boss.” Aku hanya duduk dan membaca koran-koran jadul serta bermain sudoku. Baru agak siangan, Pak Sis memanggilku dan aku dapat tugas pertama untuk membaca SOP. Buset,, bukunya gede banget. Tapi ternyata cuma baca 2 SOP. SOP tersebut mengenai “Pemindahbukuan” dan “Wajib Pajak Non Bursa.”
Sampai sore pekerjaan ku hanya itu dan hanya diselingi oleh mengantar surat-surat dari para AR. Semoga besok ada pekerjaan lagi dan semangat bekerja tetap membara. Uyeee.

Selasa, 19 Juni 2012
Hari ini merupakan hari yang spesial. Hehe. Aku tahu kamu selalu bisa berkembang ke arah yang lebih, lebih, lebih baik lagi. Sampai kantor belum ada pekerjaan lagi. Untung bawa laptop + modem, jadi tidak nglangut lagi. Sambil nunggu pekerjaan, bisa lah internetan dulu.. :p Barulah sekitar pukul 11 an, ada pekerjaan yaitu meneliti SPT. Penelitian SPT ini adalah proses pertama dari pengawasan dokumen yang pertama. Dan ini adalah tugas seorang AR. Setelah diajari oleh Asep, segera aku mengerjakan. Karena sudah mepet dengan sholat Dhuhur, hanya sedikit yang bisa aku kerjakan.
Makan siang hari ini dilaksanakan di soto di daerah Brumbungan. Lumayan enak sih, lumayan mahal juga-,- selesai makan, pekerjaan dilanjut lagi. Penelitian SPT diselingi oleh ke bagian pelayanan dan ke TPT. Tugasku selesai dengan melakukan penstempelan. Tok tok tok. Begitu bunyinya. Haha.
Agak sorean, suasana kantor agak sepi. Ternyata banyak yang ikut sepakbola di Stadion Diponegoro. Aku pengen ikut, tapi nggak bawa (nggak punya) sepatu dan kaos. Jadilah aku hanya di kantor dan menunggu ashar bersama Faris. Setelah sholat ashar, ternyata Panggalih menelepon dan menyuruh kami untuk menonton latihan itu. Karena Faris yang manja, ke stadion Diponegoro saja harus pake motor :p
Sampai di stadion, kami malah disuruh main. Urusan kaos dan sepatu gampang katanya. Ternyata eh ternyata dipinjami. Alhamdulillah. Faris pun juga demikian. Aku masuk dengan mengenakan rompi biru. Nggak tahu di posisi mana, yang penting maen dulu. Oh iya sebelum pake rompi, aku dipinjami kaos bola timnas Kroasis. Berasa seperti Mandzukic atau Modric. Ganti nama saja Mbondzukic atau Mbondric. Haha. Ya maen nya sih nggak bisa kayak mereka-,-
Maen yang hanya sekitar 15 menit ternyata bisa juga ngos-ngosan. Udah lama nggak maen lapangan gede. Haha. Seenggaknya puas sudah bisa menendang bola lagi. Hehe. Dan hari ini ditutup dengan keceriaan.
Dan terakhir semua harus djalani dengan ikhlas, janganlah terlalu sering mengambil kesempatan dalam kesempitan. Buatlah kesempatan itu sendiri sehingga akan selalu indah pada waktunya.

Rabu, 20 Juni 2012
Pagi ini aku dikejutkan oleh adanya setumpuk pekerjaan di mejaku. Kaget juga, baru kali ini datang langsung ada pekerjaan. Mumpung semangat bekerja lagi onfire, langsung kuhabisi pekerjaan itu. Masih sama sih, meneliti SPT yang terdiri dari : check list dan stempel. Seenggaknya nggak nganggur. Diselingi oleh angkat telepon, pekerjaan ku selesai sekitar pukul 11an. Segera kunyalakan laptop untuk membuang penat.
Sebenarnya nyaman banget di Waskon III, kalo di Penagihan itu agak sepi pekerjaan. Selain itu juga, ada orang di Waskon IV yang nyetel lagu dan kedengeran satu ruangan. Lagunya itu,, wah,, aku banget. Beliau nyetel Loving You nya D’Cinnamons –ada sampe 5x setel mungkin- makin betah di kantor. Haha
Setelah zuhur, orang-orang kantor ternyata ada acara di lantai 4. Acaranya bertajuk IHT (lupa kepanjangannya). Sedikit kontroversi, saat pak Agus menyuruh untuk ikut, sedangkan Bu Nur memerintahkan untuk menjaga ruangan. Akhirnya kami semua memilih menjaga ruangan. Bersama Asep, kami menjga ruangan Waskon III-IV. Biar nggak bosen, lanjut onlen lagi hingga adzan ashar terdengar. Segera kami tunaikan ibadah ashar. Nge-mie goreng dulu, jam 4 pulang.
Semangat itu harus tetap terjaga, dan nggak akan lekang oleh waktu.. :3

Kamis, 21 Juni 2012
Hari ini, tidak banyak pekerjaan seperti kemarin. Angkat telepon dan parahnya lupa sama orang yang dicari oleh si penelepon. Haha. Besok-besok harus belajar lagi etika angkat telepon. Dan hari ni menjadi penuh berkah, karena dapet nasi kotak hasil dari syukuran sunatan anaknya pak kepala kantor, Pak Bagyo. Lumayan. Irit makan siang. Setelah zuhur, rencananya sih pengin nonton Porwil di Jatidiri, tapi Pak Sis sudah membuat jadwal untuk bimbingan bagi kami yang PKL/ OJT.
Saat bimbingan, kami berada di ruang rapat. Awalnya sih tegang. Tapi lama-lama bisa cair juga. Apalagi pembimbing kami yaitu Pak Sis dan Pak Agus merupakan orang yang sangat kocak dan nggapleki.. haha. Gokil dah. Di tengah acara, jadi tegang lagi saat Pak Agus menerangkan tata tertib di kantor. Kami pun menjadi agak segan karena dari hari pertama, kami sudah membuat beberapa pelanggaran yang menurut kami wajar. Beliau-beliau juga memberi wejangan untuk selalu bekerja dengan profesional saat sudah lulus nanti. Tidak perlu Nggayus. Begitulah, hari itu diakhiri dengan bimbingan dan aku tidak jadi nonton Porwil. Semoga KPP Pratam Semarang Selatan menang. Uyeee.

Jumat, 22 Juni 2012
Hari ini merupakan hari terakhir di Waskon III. Huhu. Sangat bersemangat sekali sebenernya bekerja di sini. Semua sangat menghormati dan menghargai terhadap aku yang cuma mahasiswa PKL. Ilmu yang bisa aku dapat hari ini adalah : mengurus surat masuk dan mem-fotocopy. Haha. Biasanya yang cuma kasihin kertas terus bayar, sekarang seenggaknya bisa manual. Haha
Hari in pun tidak begitu banyak pekerjaan. Hanya meneliti SPT dari Bu Moritha. Selain itu juga mengangkat telepon lagi. Haha. Nggak bisa begitu banyak ngenet karena kemarin habis bimbingan mendapat wejangan untuk tidak terlalu banyak bermain. Tapi ini juga bagai pisau bermata dua. Maksudnya, kalo nggak ngenet terus kan juga jarang dapet pekerjaan. Ngapain dong??-,-
Akhirnya juga ngenet sih, asal jangan terlalu keseringan aja. Ini berlaku buat sisa 2 minggu ke depan.
Begitulah akhir cerita di Waskon III, tempat yang sangat oke. Terima kasih buat Pak Sis (Kasie), Bu Nur, Bu Moritha, Mas Jati, Mas Aris dan juga Mas Ilham (mahasiswa magang). Kita tunggu besok Senin kita kemana..:3