Berbicara sepak bola memang tidak bisa selesai satu dua perkara, bahkan semalam suntuk pun tidak akan selesai jika sudah menyangkut bola. Berbeda dengan pelajaran, 30 menit aja serasa udah mentok (hahaha). Semoga ke depan pelajaran dan segala literaturnya lebih banyak tersentuh.
Kali ini aku lagi pengin menceritakan “karir” yang berhubungan dengan kulit bundar. Tempat di mana aku melepaskan semua hasrat dan hobiku. Merupakan kebanggaan tersendiri bisa berada bersama kawan-kawan seperti kalian. Berikut akan diurutkan dari pertama masuk sekolah sepak bola hingga jenjang lulus SMA.
LPSB TUGUMUDA – kelas 2 SMP
Pada cerita yang sebelumnya (Sepenggal Kisah Semangat Muda Yang Tertinggal) dikisahkan aku terdaftar di salah satu SSB yang ada di Kota Lumpia ini. Semangat muda selalu terjaga dengan latihan yang dijalani. Namun, ketidakmampuan menjaga semangat itu menyebabkan hilangnya sebuah mimpi yang akan diretas. Tidak banyak momen yang tercipta selama 3 bulan pelatihan tersebut T.T yang berkesan bagiku adalah di mana aku bisa berdiri di tengah-tengah stadion kebanggaan kota Semarang. Hanya satu gol yang bisa aku buat selama 3 bulan itu, di mana saat-saat terpurukku (menjadi bek tengah). Namun, herannya waktu itu aku bisa mencetak gol setelah melakukan akselerasi dari garis belakang...hehe.
Kaos kuning itu telah lama hilang, kaos yang ada bordiran namaku,, :3
SEMFOK FC (Sepuluh Enam Football Klub Faling Cakep) – X6 Smaga
Nama yang aneh kan -,- begitulah teman-teman kelas 1 SMA (kelas X) waktu masih berseragam putih abu-abu dulu. Jangan salah tapi, anak-anaknya..woooo... aneh-,- dimulai dengan kekompakan para pria untuk bermain sepak bola, terbesitlah rencana untuk membuat jersey sendiri sekaligus jersey ini nantinya akan dipakai untuk Ligasa (semacam liga tahunan sekolah). Segera kawan kami mencoba mendesain logo dan bagaimana bentuk kaos kami itu. Setelah lama berdiskusi, akhirnya kami sepakat dengan desain yang ada dan segera masuk proses produksi pada suatu usaha konveksi.
![]() |
tampak depan |
Untuk pemilihan nomor sendiri, sebenarnya cukup membingungkan juga. Aku tidak begitu suka untuk pake no 10, 7, 9. Kenapa?? Karena nomor-nomor tersebut biasanya dipakai oleh pemain berlabel bintang dan nantinya selama pertandingan akan diawasi. Aku bukan pemain bintang dan aku tidak mau diawasi, aku hanya mau permainan yang mengalir. Kuputuskan untuk memakai nomer 85. Ya 85. Why?? Sebuah nomer yang bermakna..hehe. makna pertama adalah saat itu ada pemain liga Italia yang memakai nomer tersebut dan cukup unik. Ya, Valon Behrami sewaktu di Lazio memakai nomer itu. Berikutnya adalah bahwa 85 sendiri mirip huruf “BS” di mana merupakan inisial nama bapak “Bambang Sumantri” haha. Ya, seseorang yang selalu jadi inspirasi gue..:) dengan membayangkan Bapak (dan Ibu tentunya) menyaksikan aku bermain bola maka semangat di hati akan bertambah. Yang terakhir bahwa 85 sendiri mengandung harapan supaya nilai-nilai mata pelajaran aku bisa 85 ke atas...-,- haha
![]() |
tampak belakang |
Bermain bola dengan kumpulan talenta anak yang bagus membuatku nyaman. Sungguh bangga bisa bermain bersama mereka: Arga “Bebek” dengan ketangguhan di bawah mistar, Aji “Gembrik” dengan kekuatan sebagai bek tengah, Riwanda dengan permainan kerasnya, Pungki “Pakdhe” dengan keluwesan dan yang style sekali (saat itu anak-anak menyebutnya “dewa”), duo striker yang selalu tajam Ali “Alto” dan Ferry “Jirut”, serta teman-teman sepuluh enam lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu.. Thank you Guys :’)
Kelas kami waktu itu cukup disegani. Hal ini berkat latihan rutin yang kami lakukan setelah Jumatan. Jumat?? Nggak Pramuka? Nggak dong..:p Ya,, waktu itu kami mendeklarasikan terbentuknya “Gapra paso” yang berarti “Gerakan Anti Pramuka, Paskibra, OSIS” sebuah semacam ikrar bahwa kami “membenci” organisasi yang disebutkan dan mengharamkan untuk menjadi pengurus.. garis keras memang, haha.. jadi sampai akhir kelas X-6 merupakan kelas yang apatis, hanya ada 1 anak yang menjadi anggota Korps Pramuka (KS). Hasil bolos kami itu membawa berkah, kekompakan kami semakin terjaga dan hasilnya beberapa sparing berhasil kami menangi. Kekuatan kami yang hebat seolah bahwa kami tidak punya kelemahan, tetapi justru kelemahan kami itu tidak tersembunyi yaitu urusan mental juara. Kelas kami belum memiliki itu, jiwa kompetisi yang sangat kurang menyebabkan kami kalah dalam urusan mental.
Aku berposisi sebagai pemain tengah tiap kali latih tanding dengan kelas lain. Posisi ini lumayan nyaman karena bisa saling bahu-membahu dengan teman lain. Waktu itu total 8 gol yang bisa aku cetak..lumayan J. Namun, ketajaman itu seakan melempem saat harus bertanding di bawah tekanan penonton. Ya, gol ku yang lain adalah saat mencetak satu-satunya gol dalam kekalahan 1-4 bagi timku dalam acara classmeeting. Satunya lagi, saat kalah 2-6 dari X-11 dalam kompetisi Ligasa. Dua gol yang membawa kesedihan T.T. jadi total 10 gol yang bisa aku cetak..
“Gol bisa bermakna indah, tetapi kadang ada kisah di balik itu semua”
Nb: unforgettable moment
1. 1. Saat kalah 0-12 dari XI IA 6, dimana nantinya kelas tersebut menjadi juara Ligasa. Saat tertinggal banyak gol, kami memutuskan untuk melepas pertandingan itu sehingga semua posisi di rolling. Jirut dan Bebek bertukar posisi. Aku dan Aji yang waktu itu jadi bek tengah kemudian menjadi STRIKER, tetapi tidak banyak menolong tim.. huhu
2. Saat briefing pertandingan matchday 1 melawan X11, saat itu Aji meyakinkan kami dengan gayanya yang khas. Dia berkata, ”pertandingan iki target e orak menang, tapi mbantai!” kami menanggapinya angin lalu. Hasilnya... kami malah terbantai 2-6.
![]() |
Momen-Momen Indah |
2.
AROITE FC – XI IA 2 Smaga
Naik ke kelas XI, aku berada di kelas XI IA 2 di mana dari segi kuantitas pria kami sangat minim nim nim. Cowok hanya berjumlah 12-,- cewek sangat melimpah. Berbeda ya dengan sekolah plat merah di sini...haha
Tidak ada lagi talenta seperti sebelumnya, aku harus berusaha untuk tidak mengandalkan talenta dan harus bekerja keras bersama teman-teman.
Dengan level pelajaran yang makin sulit, berkurang pula kesibukan pada kulit bundar. Teman-teman juga terkadang susah untuk diajak bermain bola, sekedar latihan pun jarang. Sehingga saat itu hanya beberapa kali saja kami bermain futsal. Aku lebih sering bermain bersama teman-teman dulu yang bertajuk “Semfok Reunion”. Saat itu bahkan kaos baru didesain dan masuk proses produksi menjelang pergelaran Ligasa. Persiapan yang sungguh mepet dan kami kekurangan jam terbang bermain bersama.
![]() |
tampak depan |
Nama Aroite sendiri masih jadi misteri.. ada kok di bahasa Jepang, tetapi yang di pelajaran itu nampaknya “Aruite”. Tapi, teman-teman memilih nama Aroite yang artinya kira-kira “A Loro Ipa Tenan”. Lagi-lagi aku dilema dalam memilih nomor punggung. Setelah semedi dan bertarung melawan teman-teman dari bangsa jin, aku memilih nomor 90 . Nggak ada arti yang begitu spesial memang. 90 itu berarti “GO” di mana aku harus maju, maju, dan maju. Angka itu juga mengandung harapan supaya nilai aku jadi minimal 90 < --- yang ini mimpi banget
Aroite FC menurutku sudah compang-camping dengan kurangnya latihan dan sumber daya cowok. Namun, ada satu hal yang paling aku banggakan ya,, dukungan suporter yang tidak pernah berhenti, bahkan saat kami terpuruk. Suporter selalu ada untuk menghilangkan rasa kecewa kami, mesipun kami tahu mereka juga kecewa. Beginilah harusnya sebuah keluarga dan satu tim.

Bisa dikatakan ini adalah gol terbaik dalam partai resmi yang bisa aku buat. Gol ini bermakna banyak. Gol kemenangan, gol penentu, gol yang penuh kegembiraan,, pokoknya tidak ada kata lain kecuali BAHAGIA. Gol yang kupersembahkan buat teman-teman Peppermint yang selalu setia menonton (thanks buat teman2)
Namun, di partai berikutnya kami kalah terus. Yaitu saat laga penyisihan terakhir yang tidak lagi menentukan, kami kalah 2-4 melawan kelas XI IA 9 yang merupakan kelas Ferry “Jirut” dkk. Di babak gugur kami pun tidak bisa berbuat banyak saat menghadapi XI IA 11 di mana striker tajam Ali “Altho” bergabung di sana. Kami kalah 0-3
Nb: Unforgettable Moment
1. 1. Saat kalah 0-3 melawan XI IA 11, saat yang seharusnya sedih tetapi kesedihan itu tidak bisa keluar karena saat itu striker Roy “Gundul” justru bisa menaklukkan hati wanita teman sekelas kami. Lumayan ada hiburan. Nggak jadi sedih deh..
2. 2. Momen memalukan waktu kalah 0-3 dalam pertandingan terakhir. Saat gagal mengeksekusi sebuah free kick, sontak suporter musuh berteriak “Ambon ganteng,,,Ambon ganteng,,, Ambon ganteng..!” ganteng sih emang..haha tapi momen nya gag pas. udah bad mood bgt kan itu. Secara spontan aku mengacungkan jari tengah kepada mereka..haha kemudian koor berubah menjadi “Huuuuuu...” hhahaha :p
![]() |
AroiteFC Team |
PSIS (Paguyuban Sepak Bola Ipa Satu) – XII IA 1 Smaga
Namanya sih PSIS -.-“ tapi bukan PSIS yang Mahesa Jenar itu.. begitulah nama tim kelas kami saat kelas 12. Bergabung di IPA 1 sungguh merupakan kelas yang jos gandos. Anaknya pada rame dan gokil. Menjadi siswa tingkat akhir memang merupakan sebuah perjuangan, tetapi kami selalu bisa mengeluarkan tawa tiap hari dalam kebersamaan DuRec (Duit Receh) <--- singkatan yang disingkat lagi-,-
![]() |
PSIS Away |
Kami tidak membuat jersey karena kelas 12 sudah tidak bisa ikut Ligasa lagi. Tidak kekurangan ide, kami pun mencari jalan keluar supaya tim terlihat keren saat acara classmeeting. Sebuah ide yang cukup nyleneh, entah siapa yang menuturkannya. Kami membeli kaos PSIS secara massal, rencananya sih namanya dibuat sama, misal semua memakai nama “De Porras” atau “Sukamto”, tetapi saat itu yang ada hanya polosan. Kami pun terpaksa membeli yang polosan. Lumayan keren kok saat itu. Sayang, kaos itu sekarang sudah nggak muat-,- akupun membuatnya menjadi sleeveless dan tidak layak pakai sekarang. Masih tersimpan rapi di kosan.
Pada bagian belakang kaos, penuh dengan tanda tangan teman dan sahabat. Di bagian depan kaos, tepatnya di atas logo PSIS, pernah ada tanda tangan dengan stabilo pink oleh “teman dekat” (cieeeh) yang waktu itu selalu menjadi sumber semangat saat mengenakan kaos itu. TERIMA KASIH ^^
Tim kelas kami cukup disegani dalam percaturan sepak bola Smaga. Seringnya ajakan sparing membuat kami cukup kompeten. Ada satu musuh favorit kami, yaitu XII IA 5 yang mana merupakan “penghinaan” haha.. saat itu kami selalu meremehkan mereka dan selalu dipastikan kami menang terus. Namun, justru ini menjadi bumerang karena kami kemampuan dan mental kami stagnan T.T
![]() |
Bersama Suporter Setia |
Sebuah liga khusus digelar di kalangan kelas XII untuk mengisi waktu luang menunggu hasil ujian akhir nasional. Itulah saat-saat keterpurukan. Dari 4x bertanding, 4x juga kami kalah-,- aseem.. di pertandingan terakhir yang tidak menentukan, sudah tidak ada semangat lagi di tim sehingga yang datang hanya 4 orang. Total sudah kami ambruk..huhu.. sebenarnya tidak ada yang salah dalam tim, mungkin kekompakan dan pola permainan menjadi titik lemah kami. Last but not least, setahun bersama kalian membawa keceriaan buatku hey kawan-kawan...
Oh ya untuk pemain reguler tim biasanya kami membuat line up seperti berikut: untuk menjaga mistar gawang, kepercayaan penuh diberikan kepada Iqbal “Gembul” ato Rega “Ateng” (duo kiper yang bertubuh subur nan tangguh). Selain itu semua anak pasti di rolling, talenta yang sangat bagus yang dimiliki Shandy “Aseng”, Dion “Doyok”, Kukuh, Khalid “Fikaro Lilo Amarilo Volgonzo”
“Sahabat ada untuk memberi semangat dan mengembangkan senyum saat terjatuh”
Nb: Unforgettable Moment
1. 1. Saat kalah melawan XII IA 7, di mana saat itu dengan semangat 45 aku mengajak “teman dekat” untuk menjadi suporter spesial aku. Dengan semangat yang tentunya terdongkrak, aku memang berhasil membuat gol tetapi tidak bisa mengangkat tim. Maaf.
![]() |
Barcelona Away |
2. 2. Jersey spesial yang aku dapat dari kawan, sahabat, karib, pasangan homo (hoeekk,,jijik,,). Ya,, di hari ultahku yang ke 15..eh bukan.. yang ke 18 ding,,hihi,, Fikar yang sering menamai dirinya dengan “Fikaro Amarilo Volgonzo” menghadiahkan kaos Barcelona away yang berwarna kuning. Apik tenan wes to. Matur nuwun yo kar. Pancen pasangan ku paling sip.. #eh.