Tampilkan postingan dengan label soccer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label soccer. Tampilkan semua postingan

Fun With Ball (Part I)


      Berbicara sepak bola memang tidak bisa selesai satu dua perkara, bahkan semalam suntuk pun tidak akan selesai jika sudah menyangkut bola. Berbeda dengan pelajaran, 30 menit aja serasa udah mentok (hahaha). Semoga ke depan pelajaran dan segala literaturnya lebih banyak tersentuh.
      Kali ini aku lagi pengin menceritakan “karir” yang berhubungan dengan kulit bundar. Tempat di mana aku melepaskan semua hasrat dan hobiku. Merupakan kebanggaan tersendiri bisa berada bersama kawan-kawan seperti kalian. Berikut akan diurutkan dari pertama masuk sekolah sepak bola hingga jenjang lulus SMA.

LPSB TUGUMUDA – kelas 2 SMP
      Pada cerita yang sebelumnya (Sepenggal Kisah Semangat Muda Yang Tertinggal) dikisahkan aku terdaftar di salah satu SSB yang ada di Kota Lumpia ini. Semangat muda selalu terjaga dengan latihan yang dijalani. Namun, ketidakmampuan menjaga semangat itu menyebabkan hilangnya sebuah mimpi yang akan diretas. Tidak banyak momen yang tercipta selama 3 bulan pelatihan tersebut T.T yang berkesan bagiku adalah di mana aku bisa berdiri di tengah-tengah stadion kebanggaan kota Semarang. Hanya satu gol yang bisa aku buat selama 3 bulan itu, di mana saat-saat terpurukku (menjadi bek tengah). Namun, herannya waktu itu aku bisa mencetak gol setelah melakukan akselerasi dari garis belakang...hehe.
      Kaos kuning itu telah lama hilang, kaos yang ada bordiran namaku,, :3
 
SEMFOK FC (Sepuluh Enam Football Klub Faling Cakep) –  X6 Smaga
      Nama yang aneh kan -,- begitulah teman-teman kelas 1 SMA (kelas X) waktu masih berseragam putih abu-abu dulu. Jangan salah tapi, anak-anaknya..woooo... aneh-,- dimulai dengan kekompakan para pria untuk bermain sepak bola, terbesitlah rencana untuk membuat jersey sendiri sekaligus jersey ini nantinya akan dipakai untuk Ligasa (semacam liga tahunan sekolah). Segera kawan kami mencoba mendesain logo dan bagaimana bentuk kaos kami itu. Setelah lama berdiskusi, akhirnya kami sepakat dengan desain yang ada dan segera masuk proses produksi pada suatu usaha konveksi. 
tampak depan
      Untuk pemilihan nomor sendiri, sebenarnya cukup membingungkan juga. Aku tidak begitu suka untuk pake no 10, 7, 9. Kenapa?? Karena nomor-nomor tersebut biasanya dipakai oleh pemain berlabel bintang dan nantinya selama pertandingan akan diawasi. Aku bukan pemain bintang dan aku tidak mau diawasi, aku hanya mau permainan yang mengalir. Kuputuskan untuk memakai nomer 85. Ya 85. Why?? Sebuah nomer yang bermakna..hehe. makna pertama adalah saat itu ada pemain liga Italia yang memakai nomer tersebut dan cukup unik. Ya, Valon Behrami sewaktu di Lazio memakai nomer itu. Berikutnya adalah bahwa 85 sendiri mirip huruf “BS” di mana merupakan inisial nama bapak “Bambang Sumantri” haha. Ya, seseorang yang selalu jadi inspirasi gue..:) dengan membayangkan Bapak (dan Ibu tentunya) menyaksikan aku bermain bola maka semangat di hati akan bertambah. Yang terakhir bahwa 85 sendiri mengandung harapan supaya nilai-nilai mata pelajaran aku bisa 85 ke atas...-,- haha

tampak belakang

     Bermain bola dengan kumpulan talenta anak yang bagus membuatku nyaman. Sungguh bangga bisa bermain bersama mereka: Arga “Bebek” dengan ketangguhan di bawah mistar, Aji “Gembrik” dengan kekuatan sebagai bek tengah, Riwanda dengan permainan kerasnya, Pungki “Pakdhe” dengan keluwesan dan yang style sekali (saat itu anak-anak menyebutnya “dewa”), duo striker yang selalu tajam Ali “Alto” dan Ferry “Jirut”, serta teman-teman sepuluh enam lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu.. Thank you Guys :’)


      Kelas kami waktu itu cukup disegani. Hal ini berkat latihan rutin yang kami lakukan setelah Jumatan. Jumat?? Nggak Pramuka? Nggak dong..:p Ya,, waktu itu kami mendeklarasikan terbentuknya “Gapra paso” yang berarti “Gerakan Anti Pramuka, Paskibra, OSIS” sebuah semacam ikrar bahwa kami “membenci” organisasi yang disebutkan dan mengharamkan untuk menjadi pengurus.. garis keras memang, haha.. jadi sampai akhir kelas X-6 merupakan kelas yang apatis, hanya ada 1 anak yang menjadi anggota Korps Pramuka (KS). Hasil bolos kami itu membawa berkah, kekompakan kami semakin terjaga dan hasilnya beberapa sparing berhasil kami menangi. Kekuatan kami yang hebat seolah bahwa kami tidak punya kelemahan, tetapi justru kelemahan kami itu tidak tersembunyi yaitu urusan mental juara. Kelas kami belum memiliki itu, jiwa kompetisi yang sangat kurang menyebabkan kami kalah dalam urusan mental.

      Aku berposisi sebagai pemain tengah tiap kali latih tanding dengan kelas lain. Posisi ini lumayan nyaman karena bisa saling bahu-membahu dengan teman lain. Waktu itu total 8 gol yang bisa aku cetak..lumayan J. Namun, ketajaman itu seakan melempem saat harus bertanding di bawah tekanan penonton. Ya, gol ku yang lain adalah saat mencetak satu-satunya gol dalam kekalahan 1-4 bagi timku dalam acara classmeeting. Satunya lagi, saat kalah 2-6 dari X-11 dalam kompetisi Ligasa. Dua gol yang membawa kesedihan T.T. jadi total 10 gol yang bisa aku cetak..
“Gol bisa bermakna indah, tetapi kadang ada kisah di balik itu semua”

Nb: unforgettable moment
1.    1. Saat kalah 0-12 dari XI IA 6, dimana nantinya kelas tersebut menjadi juara Ligasa. Saat tertinggal banyak gol, kami memutuskan untuk melepas pertandingan itu sehingga semua posisi di rolling. Jirut dan Bebek bertukar posisi. Aku dan Aji yang waktu itu jadi bek tengah kemudian menjadi STRIKER, tetapi tidak banyak menolong tim.. huhu

 2. Saat briefing pertandingan matchday 1 melawan X11, saat itu Aji meyakinkan kami dengan gayanya yang khas. Dia berkata, ”pertandingan iki target e orak menang, tapi mbantai!” kami menanggapinya angin lalu. Hasilnya... kami malah terbantai 2-6.

Momen-Momen Indah
2.    

AROITE FC – XI IA 2 Smaga
      Naik ke kelas XI, aku berada di kelas XI IA 2 di mana dari segi kuantitas pria kami sangat minim nim nim. Cowok hanya berjumlah 12-,- cewek sangat melimpah. Berbeda ya dengan sekolah plat merah di sini...haha
Tidak ada lagi talenta seperti sebelumnya, aku harus berusaha untuk tidak mengandalkan talenta dan harus bekerja keras bersama teman-teman.

      Dengan level pelajaran yang makin sulit, berkurang pula kesibukan pada kulit bundar. Teman-teman juga terkadang susah untuk diajak bermain bola, sekedar latihan pun jarang. Sehingga saat itu hanya beberapa kali saja kami bermain futsal. Aku lebih sering bermain bersama teman-teman dulu yang bertajuk “Semfok Reunion”. Saat itu bahkan kaos baru didesain dan masuk proses produksi menjelang pergelaran Ligasa. Persiapan yang sungguh mepet dan kami kekurangan jam terbang bermain bersama. 

tampak depan
      Nama Aroite sendiri masih jadi misteri.. ada kok di bahasa Jepang, tetapi yang di pelajaran itu nampaknya “Aruite”. Tapi, teman-teman memilih nama Aroite yang artinya kira-kira “A Loro Ipa Tenan”. Lagi-lagi aku dilema dalam memilih nomor punggung. Setelah semedi dan bertarung melawan teman-teman dari bangsa jin, aku memilih nomor 90 . Nggak ada arti yang begitu spesial memang. 90 itu berarti “GO” di mana aku harus maju, maju, dan maju. Angka itu juga mengandung harapan supaya nilai aku jadi minimal 90 < --- yang ini mimpi banget

      Aroite FC menurutku sudah compang-camping dengan kurangnya latihan dan sumber daya cowok. Namun, ada satu hal yang paling aku banggakan ya,, dukungan suporter yang tidak pernah berhenti, bahkan saat kami terpuruk. Suporter selalu ada untuk menghilangkan rasa kecewa kami, mesipun kami tahu mereka juga kecewa. Beginilah harusnya sebuah keluarga dan satu tim.

      Bersama Kibar “Predator”, Levi, Anggari “A’ang Gym”, Chandra “Bang Jeck”, Alvonso “Kange”, dan kawan-kawan yang lain, kami menjalani laga-laga ligasa dengan penuh semangat. Ber-12 kami menghadapi musuh-musuh yang tangguh. Alhamdulilah waktu itu kami lolos dari fase grup. Pertandingan pertama berhasil kami menangi dengan skor 2-1 di mana saat itu aku mencetak sebuah gol.

      Bisa dikatakan ini adalah gol terbaik dalam partai resmi yang bisa aku buat. Gol ini bermakna banyak. Gol kemenangan, gol penentu, gol yang penuh kegembiraan,, pokoknya tidak ada kata lain kecuali BAHAGIA. Gol yang kupersembahkan buat teman-teman Peppermint yang selalu setia menonton (thanks buat teman2)
Namun, di partai berikutnya kami kalah terus. Yaitu saat laga penyisihan terakhir yang tidak lagi menentukan, kami kalah 2-4 melawan kelas XI IA 9 yang merupakan kelas Ferry “Jirut” dkk. Di babak gugur kami pun tidak bisa berbuat banyak saat menghadapi XI IA 11 di mana striker tajam Ali “Altho” bergabung di sana. Kami kalah 0-3

Nb: Unforgettable Moment
1.    1. Saat kalah 0-3 melawan XI IA 11, saat yang seharusnya sedih tetapi kesedihan itu tidak bisa keluar karena saat itu striker Roy “Gundul” justru bisa menaklukkan hati wanita teman sekelas kami. Lumayan ada hiburan. Nggak jadi sedih deh..

2.     2. Momen memalukan waktu kalah 0-3 dalam pertandingan terakhir. Saat gagal mengeksekusi sebuah free kick, sontak suporter musuh berteriak “Ambon ganteng,,,Ambon ganteng,,, Ambon ganteng..!” ganteng sih emang..haha tapi momen nya gag pas. udah bad mood bgt kan itu. Secara spontan aku mengacungkan jari tengah kepada mereka..haha kemudian koor berubah menjadi “Huuuuuu...” hhahaha :p
AroiteFC Team

PSIS (Paguyuban Sepak Bola Ipa Satu) – XII IA 1 Smaga
      Namanya sih PSIS -.-“ tapi bukan PSIS yang Mahesa Jenar itu.. begitulah nama tim kelas kami saat kelas 12. Bergabung di IPA 1 sungguh merupakan kelas yang jos gandos. Anaknya pada rame dan gokil. Menjadi siswa tingkat akhir memang merupakan sebuah perjuangan, tetapi kami selalu bisa mengeluarkan tawa tiap hari dalam kebersamaan DuRec (Duit Receh) <--- singkatan yang disingkat lagi-,-

PSIS Away
      Kami tidak membuat jersey karena kelas 12 sudah tidak bisa ikut Ligasa lagi. Tidak kekurangan ide, kami pun mencari jalan keluar supaya tim terlihat keren saat acara classmeeting. Sebuah ide yang cukup nyleneh, entah siapa yang menuturkannya. Kami membeli kaos PSIS secara massal, rencananya sih namanya dibuat sama, misal semua memakai nama “De Porras” atau “Sukamto”, tetapi saat itu yang ada hanya polosan. Kami pun terpaksa membeli yang polosan. Lumayan keren kok saat itu. Sayang, kaos itu sekarang sudah nggak muat-,- akupun membuatnya menjadi sleeveless dan tidak layak pakai sekarang. Masih tersimpan rapi di kosan.

      Pada bagian belakang kaos, penuh dengan tanda tangan teman dan sahabat. Di bagian depan kaos, tepatnya di atas logo PSIS, pernah ada tanda tangan dengan stabilo pink oleh “teman dekat” (cieeeh) yang waktu itu selalu menjadi sumber semangat saat mengenakan kaos itu. TERIMA KASIH ^^


      Tim kelas kami cukup disegani dalam percaturan sepak bola Smaga. Seringnya ajakan sparing membuat kami cukup kompeten. Ada satu musuh favorit kami, yaitu XII IA 5 yang mana merupakan “penghinaan” haha.. saat itu kami selalu meremehkan mereka dan selalu dipastikan kami menang terus. Namun, justru ini menjadi bumerang karena kami kemampuan dan mental kami stagnan T.T
Bersama Suporter Setia


      Sebuah liga khusus digelar di kalangan kelas XII untuk mengisi waktu luang menunggu hasil ujian akhir nasional. Itulah saat-saat keterpurukan. Dari 4x bertanding, 4x juga kami kalah-,- aseem.. di pertandingan terakhir yang tidak menentukan, sudah tidak ada semangat lagi di tim sehingga yang datang hanya 4 orang. Total sudah kami ambruk..huhu.. sebenarnya tidak ada yang salah dalam tim, mungkin kekompakan dan pola permainan menjadi titik lemah kami. Last but not least, setahun bersama kalian membawa keceriaan buatku hey kawan-kawan...

      Oh ya untuk pemain reguler tim biasanya kami membuat line up seperti berikut: untuk menjaga mistar gawang, kepercayaan penuh diberikan kepada Iqbal “Gembul” ato Rega “Ateng” (duo kiper yang bertubuh subur nan tangguh). Selain itu semua anak pasti di rolling, talenta yang sangat bagus yang dimiliki Shandy “Aseng”, Dion “Doyok”, Kukuh, Khalid “Fikaro Lilo Amarilo Volgonzo”
“Sahabat ada untuk memberi semangat dan mengembangkan senyum saat terjatuh”

Nb: Unforgettable Moment
1.     1. Saat kalah melawan XII IA 7, di mana saat itu dengan semangat 45 aku mengajak “teman dekat” untuk menjadi suporter spesial aku. Dengan semangat yang tentunya terdongkrak, aku memang berhasil membuat gol tetapi tidak bisa mengangkat tim. Maaf.

Barcelona Away
2.    2. Jersey spesial yang aku dapat dari kawan, sahabat, karib, pasangan homo (hoeekk,,jijik,,). Ya,, di hari ultahku yang ke 15..eh bukan.. yang ke 18 ding,,hihi,, Fikar yang sering menamai dirinya dengan “Fikaro Amarilo Volgonzo” menghadiahkan kaos Barcelona away yang berwarna kuning. Apik tenan wes to. Matur nuwun yo kar. Pancen pasangan ku paling sip.. #eh.

KEEP BLUE FLYING HIGH

Sedikit cerita mengenai Liga Jateng & DIY kemarin, sebuah liga di mana tahun kemarin kami menjadi juara dan tentunya sekarang menjadi juara bertahan yang menjadi “target” dari kontestan yang lain. Tim yang dipenuhi dengan angkatan emas Ikmas, mekipun aku sendiri bukan emas,,haha. Bagaimana hasilnya?? Dan bagaimana pula peran aku?? monggo..

Matchday #1 (Ikmas A vs Tegal)—Fase Grup
Pertandingan pertama selalu ada demam panggung. Dengan jadwal bermain pagi, selalu membuat tim menjadi kurang panas. Kali ini aku tidak diturunkan menjadi starter. Bermain dari bangku cadangan, dan masuk di pertengahan babak pertama. Tidak banyak yang bisa aku lakukan, satu peluang pun tidak ada-,- Namun, seenggaknya pada pertandingan ini aku buat assist satu :3. Pertandingan pun berhasil kami menangkan dengan skor 2-0. Aku belum masuk scoresheet.

Matchday #2 (Ikmas A vs Karanganyar)—Fase Grup
Esoknya langsung dilanjutkan dengan pertandingan kedua fase grup, dan lawan kami adalah Karanganyar. Karanganyar termasuk lawan yang berat karena pada tahun kemarin berhasil membuat repot kami. Namun, kali ini dengan tim yang baru dan tentunya semangat yang baru membuat statistik tahun lalu menjadi kurang berarti. Masuk di pertengahan babak pertama, sedikit yang bisa aku lakukan. Seingatku hanya ada 2 peluang, dan itu mentah di kiper-,- pertandingan yang ketat itu berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan kami.

Matchday #3 (Ikmas A vs Pemalang)—Fase Grup
Pertandingan terakhir fase grup yang tidak lagi menentukan bagi kami karena sudah lolos. Namun, bagiku semua laga adalah penting. Melawan Pemalang yang notabene ada kawanku tingkat satu Azamuddin. Kali ini diturunkan jadi starter,,hehe. Ya karena rotasi jadi harus simpen tenaga dan saling menunjang. Jadi starter, aku malah jadi bingung-,-. Di pertandingan ini, satu peluangku kena tiang gawang dan aku buat satu pelanggaran yang nggak perlu. Ya.. agresifnya keluar lagi..hehe. pada pertengahan babak kedua, cedera bahu kiri kembali kambuh. Aku pun meminta untuk diganti. Nggak tahu kenapa masih terasa sakit lagi, padahal tidak ada benturan selama aku main. Pertandingan ini berhasil kami menangi dengan skor 5-1. Lagi-lagi aku masih mandul..huhu

Matchday #4 (Ikmas A vs Kendal)—Perdelapanfinal
Fase knock out dan kami melawan saudara sendiri, Kendal. Pertandingan ini, mas Izhar nggak bisa main, karena besoknya ada kejuaraan bersama Stan Futsal. Sedikit berkurang kekuatan, tetapi tidak menjadi masalah. Menjadi pemain ordinary sub, lama-lama menjadi memahami peranku dalam tim. Kali ini, permainanku menjadi agresif sekali dan super-super agresif. Statistik menurut aku pribadi: 1 peluang, 1 dilanggar, 1 melanggar, 0 gol. Ya..lagi-lagi masih mandul. Padahal bola sudah aku kejar sampai ke seluruh pelosok lapangan-,-. Pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan kami.

Matchday #5 (Ikmas A vs Pati)—Perempatfinal
Pertandingan selanjutnya, Pati sudah menunggu kami di fase ini. Pati sudah nggak se-menakutkan beberapa tahun yang lalu, tetapi kami harus tetap waspada. Sebelum pertandingan, aku harus menghadapi kenyataan pahit, di depan mataku sendiri, Magelang kalah oleh Purwokerto. Lawan yang selalu aku tunggu-tunggu. Ya,, sudah menjadi target pribadi. Namun, semuanya telah menguap. Sudahlah, bukan bagian aku bicara mengenai tim yang bukan menjadi lawan. Ini menjadi titik balik ku dalam turnamen. Aku bisa bermain menjadi lebih sabar dan lebih bisa “dikendalikan”. Selalu diturunkan dari bangku cadangan, aku mencetak 2 peluang yang semuanya bisa dihalau kiper. Keberuntungan belum berpihak padaku. 1 pelanggaran juga aku dapatkan.hehe..untung wasit nggak ngeluarin kartu :p Pertandingan ini berhasil kami menangkan dengan skor 3-1, setelah sempat tertinggal 0-1

Matchday #6 (Ikmas A vs Purwokerto/Banyumas)—Semifinal
Sudah memasuki semifinal, lawan juga sudah semakin sulit. Untuk itu, kami sengaja melakukan latihan pola H-2 sebelum pertandingan. Saat latihan sering dapat semprot dari kapten, karena masih bingung dengan pola yang baik dan benar dalam futsal. Namun, ini sangat membantuku dalam memahami futsal. Menyerang dan bertahan bersama-sama. Saat pertandingan, pola berhasil diterapkan dengan sangat baik. Permainan yang sangat rapi berhasil kami terapkan. Walhasil skor yang tercipta sangat mencolok. Ya,, kami menang 11-1 !! alhamdulilah... sedikit kritik buat aku, dari sebelas gol itu, no one from me-,-. Aku sudah buat 2 peluang dan sepertinya sang kiper lawan memiliki mind-link denganku. Semua tembakanku tertebak arahnya. Menurut kapten, gaya tendanganku saat mem-placing bola dapat terbaca oleh kiper. Dan itu selalu terngiang-ngiang di kepala.

Matvhday #7 (Ikmas A vs Purworejo)—Final
Dan inilah laga yang sudah kami tunggu-tunggu. Laga pamungkas dalam gelaran liga tahun ini. Purworejo sudah menunggu di final dengan yel “gubras”nya. Kami tetap tidak gentar dengan musuh. Di awal kami sempat tertinggal lewat gol musuh. Namun, dengan upaya yang tanpa kenal lelah, kami berhasil mencetak gol demi gol. Aku hanya bisa berteriak-teriak di pinggir lapangan, untuk sekedar menjatuhkan mental lawan. Jadi nggak fokus kalo dimainkan. Setelah unggul 3-1 dan masuk babak kedua, akhirnya manager memanggilku dan menurunkan aku. Alhamdulillah... kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Akhirnya gol itu pun hadir, gol ke 4 dalam pertandingan itu,, ya aku masuk score sheet. Alhamdulillah bisa pecah telur. Selalu saat-saat ini kunanti..:) dan gol pun bertambah satu lagi sehingga skor akhir menjadi 5-1. Dan kami pun berhasil mempertahankan gelar juara...







Nb: bukan bagaimana kamu membuktikan sesuatu yang memang tidak lagi perlu ada pembuktian. Lakukan yang terbaik dan selalu luruskan niat, anggap semuanya sebagai perwujudan ibadah dan bentuk penghambaan terhadap Allah SWT. Maka itu akan terasa lebih jauh bermakna.

Everyday Holiday

Yap,, akhirnya kembali nulis lagi setelah sibuk (?) dengan kegiatan liburan di Semarang kali ini. Namanya juga liburan, literatur kuliah dan semua yang berbau STAN untuk sementara tendang dulu,,

Tapi ya agak risih emang, akhir-akhir ini STAN sering disebut-sebut lagi gara-gara adanya pegawai DJP-yang notabene alumni STAN- punya rekening gendut. Untung PPATK nggak nangkep mahasiswa gendut.. bisa panjang urusannya-,- hmmm.. agak risih emang denger kabar yang nggak enak itu, tiap ketemu pakdhe dan budhe pasti yang dibahas masalah STAN itu selain juga bahas kegagahan saya..:p tapi bener lhoh,, ada satu saudara yang lama nggak ketemu dan ketemunya itu waktu arisan keluarga, beliau bilang:

“Mas Wisnu saiki gagah ya, mbiyen rambut e njegrak-njegrak saiki wis gede rambute iso lemes
Hehehe..aku cuma bisa nyengir-,-

Kembali ke topik liburan... Hmm,, 3 minggu ini rasanya campur aduk udah kayak permen,, semua jadi satu: rame, sepi, bosen, seger, dan macem-macem lainnya. Jadi di sini aku mau nulis pengalaman-pengalaman yang menarik selama 3 minggu ini..haha semuanya menarik sih, tapi seenggaknya hal yang kayak gini yang nggak ada di Bintaro..haha

*Jatidiri..i’m home*
Ini hal yang paling sangat dirindukan saat pulang Semarang.. yaitu nonton kesebelasan Mahesa Jenar berlaga di stadion Jatidiri. Dalam liburan kali ini, ada dua laga home PSIS, yaitu melawan Persepar Palangkaraya dan Persis Solo. Lumayan lah,, nonton dulu sebelum pulang ke kota mati. Alhamdulilah PSIS menang dalam dua laga tersebut dengan skor 2-0 dan 1-0. Sempat diwarnai konflik INTERNAL di tubuh tim kebanggaan warga Semarang ini. Semoga besok-besok jangan pada berantem ya bapak-bapak. Jadi, PSIS ku bisa berlaga di pentas tertinggi liga sepakbola dan jadi juara seperti tahun 1987 dan 1999/2000. Bravo Mahesa Jenar!! Tak lupa pula Bravo IkmasFC!! Haha..


*Kiamat Menerpa SIM*
Dua Nol Satu Dua..ya..2012 katanya sih tahun kiamat..katanya,, tapi ya wallahualam.. yang jelas SIM C ku harus kiamat di tahun ini,,haha harus perpanjang SIM biar tetep bisa naik motor di Jakarta ntar. memasuki bulan Maret, bulan yang penuh berkah selain Ramadhan..preett.. segera aku menyusun jadwal buat perpanjang SIM.

Di hari H aku dan seorang kawan, sebut saja Mr.P,, ah nggak enak kalo pake inisial.. ulangi,,
Di hari H aku dan seorang kawan, Pungki.. berangkat menuju ke Simpang Lima tempat pelayanan SIM keliling, ternyata setelah sampai sana antrian sudah banyak dan petugas nggak mengeluarkan formulir lagi. Segera kami cabut ke tempat lain. Selain di Simpang Lima, alternatif lain ada di Tembalang atau di Citarum dan kami memilih,,jeng jeng jeng.. ya kami segera cao ke Citarum. Setelah antri (1,5 jam) dan menunggu sambil nonton bola, akhirnya foto jepret-jepret dan jadilah SIM C saya yang baru..horeeee..


*Pagi yang Cerah Bersama Ombak*
Satu hal yang nggak bisa lepas saat pulang Semarang adalah pancing. Ya,, sebagai anak pantai, haram hukumnya nggak bisa mancing..hehe bukan masalah dapet atau nggaknya, melainkan wangi laut di pagi hari yang tentunya masih segar dari hiruk pikuk daratan. Bapak mengajakku mancing di rumpon dengan ikan target: Kakap dan Kerapu. Berhubung masih belum berpengalaman, aku nggak dapet ikan target, hanya dapet 4 ikan kecil.. bapak sendiri nggak dapet apa-apa..haha..:p


*Jajan di Warung Sendiri*
Tempat favorit yang biasanya buat anak-anak kumpul.. yup,, sebuah warung bakmi jowo,, sering kita pake istilah atau kode “kecap” saat ingin berkumpul disini. Warung yang kecil dekat kecamatan. Dan kali ini mungkin menjadi hal yang gila. Kami biasa makan sambil lesehan di tikar yang disediakan penjual. Agaknya malam itu pengunjung ramai sekali dan tikar sudah habis. Sembari menunggu antrian, aku ngasal bicara kepada Pungki dan berkata “Wah enak e njupuk kloso ning omahmu ki, Pong.. nggelar dewe..hahaha” dan ternyata Pungki berpikir serius dan menjawab “wah..gak ngisin-isini to, Mbon?” sontak anak-anak pada ketawa. Namun, ternyata Fikar sudah tidak sabar dan segera dia mengajak ke rumah Pungki untuk mengambil tikar. Ha!! Hahaha.. Gondes gondes..pancen bocah sableng.. dan jadilah kami makan di warung pake tikar sendiri. Canda tawa tergelar hebat malam itu. Dan alhamdulilah, karena kami membawa tikar sendiri, pakdhe yang jual memberi kami potongan sekitar 6-10rb.hahaha..


*Dejavu Kala SMA*
Dejavu ini tidak ada kaitannya dengan asmara :p, yap.. Bapak harus masuk rumah sakit lagi. Awalnya sempet deg-degan juga, tapi setelah dijelaskan ibu ternyata bapak harus opname untuk persiapan kateter jantung. Maksudnya itu dicek jantungnya pake alat kecil yang dimasukin tangan terus tembus ke jantung gitu (ngeri kalo dibayangin). Kateter ini dilakukan karena bapak sering mengeluh sakit di jantungnya. Aku pun disuruh nemenin Bapak di rumah sakit, agak trauma memang kalo inget dulu bapak pernah lama di rumah sakit dan koma 3 hari. Alhamdulilah,, yang ini cuma bentar, 3 hari 2 malam di rumah sakit. Setelah pemeriksaan, ternyata sumbatan pada pembuluh vena ada pada tingkat 20% dan alhamdulilah ternyata tidak perlu pemasangan ring hanya bapak harus menjaga pola makan. Yang buat aku sedih adalah “tetangga sebelah” bapak ternyata harus di kateter karena ada penyumbatan sebesar 75% atau berapa gitu.. serem lhoh.. yang penting sekarang semoga semuanya sehat. Kuncinya yang penting sekarang adalah olahraga rutin, nggak kenal rokok, dan menjaga pola makan. Insya allah sehat..amiin


*Kesempitan dalam Kesempatan*
Sesibuk-sibuknya libur alangkah indahnya jika menggunakan kesempitan untuk hal-hal yang oke. Yap,, untuk menjaga kondisi fisik, program diet, dan persiapan Liga Jateng tahun ini diperlukan suatu banjir keringat yang harus membasahi bumi..halah

Aku, Qisthon, dan Anggari secara rutin tiap 2 hari sekali melakukan lari-lari sore di kompleks GOR Mugas ato lebih dikenal TLJ. Hanya Anggari saja yang terlihat berlatih keras. Aku dan Qisthon pokoknya kalo cerah langsung genjot fisik di sana. Banyak warga Semarang yang juga tiap sore berolahraga. Mulai dari atletik, bola sepak, badminton, anggar, capoeira, voli, bahkan banyak para muda mudi yang terkesan hanya sekedar jeng-jeng dan “golek dibandul” -begitu istilah Qisthon-

Selain joging, kalo nggak males ya sepedaan tiap pagi dengan rute menuju Simpang Lima, dan di sana minimal tawaf dulu 5x terus pulang sambil beli koran. Terasa spesial saat hari minggu, karena hari itu adalah saat CFD (Car Free Day). Semua warga tumprek brek di Simpang Lima ato di Pemuda untuk berolahraga di jalan tanpa harus kena gangguan motor/mobil. Aku dan Anggari 2x ikut CFD ini, sedangkan Qisthon nggak ikut karena nggak punya sepeda. Lumayan lah selain sehat jasmani juga sehat rohani..haha.


*Buka Mata, tapi Buka Hati Dulu*
Citarum merupakan sebuah jalan/kawasan di mana terdapat sebuah lapangan sepakbola kelas 2 di kota kami. Di sela-sela menunggu antrian SIM yang nggak jelas juntrungannya. Aku dan kawanku tadi pergi ke Stadion Citarum untuk melihat adanya hiruk pikuk di Stadion itu, ternyata ada kompetisi Popda SD. Kompetisi ini mempertandingkan anak-anak seusia SD yang membela kecamatan masing-masing. Senang rasanya melihat anak-anak kecil bermain bola. Terkesan pedofil memang, tapi bukan itu yang aku maksud..haha.. maksudnya bahwa dengan melihat hal itu, banyak yang bisa diambil pelajaran dari anak kecil. Disinilah tempat aku bisa membuka mata seluas-luasnya dan menyadari betapa sempitnya pikiran dan hati ini. Hmmm.. jujur dari hati yang terdalam.. berat nulisnya..

Pada liga jateng tahun ini, aku selalu terobsesi masuk dalam line up dan mencetak gol di tiap pertandingannya. Egois memang.

“Aku tapi bukan Aku” mungkin kalo ditulis kalimat bisa dikatakan demikian, dan hal ini bukan pertama kali, sebelumnya juga aku pernah merasa seperti ini. Dan kali ini aku tahu jawaban atas pernyataan ini...
Catet ya.. di bold aja biar semua jelas dan nggak ada yang ditutup-tutupi:
Pada liga Jateng ini, aku seperti merasa punya hutang untuk membayar “hutang” untuk mengalahkan IKMM FC. Ya organda Magelang yang pada tahun kemarin kami kalahkan dalam final Liga Jateng. Kebetulan waktu itu aku tidak ikut main dan tidak ikut mengangkat piala. Hutang ini ditambah dengan sedikit “bumbu non teknis”, yaitu ya,, itulah,,masalah asmara,, yang memang sepertinya kami lebih cocok untuk menjadi teman.. ya.. teman yang nggak pernah ngobrol.. seperti yang mbak cantik bilang..haha aku selalu berharap tim Ikmas dipertemukan lagi dengan tim IKMM dan saat pertandingan mbak Cantik itu datang untuk lihat,, ini lhoh.. Wisnu yang hebat.. Wisnu yang bikin gol.. Wisnu yang sudah terbuang (baca=membuangkan diri)

Namun, semakin lama motivasi itu jatuh ke dalam nurani yang paling dalam, paling kotor, paling hina. Sebelum akhirnya aku melihat anak-anak SD bermain bola setengah lapangan. 6 lawan 6. Di mana dalam pertandingan itu yang terlihat adalah Semangat, Sportivitas, Sopan. Aku merasa nggak punya itu semua...
Urusan semangat, okelah,,fine,,kalo emang aku selalu main penuh semangat tetapi ternyata motivasiku..hmm.. BUSUK!! Beda sama anak-anak, mereka yang begitu semangat dengan disaksikan para orang tua mereka, bermain di tengah terik, dan memberikan yang terbaik.. aku janji untuk selalu semangat dan memberikan yang terbaik di setiap pertandingan, bukan hanya lawan IKMM, tapi semua organda lain, dan mencoba nggak terpengaruh suasana hati dengan atau tanpa kehadiran mbak cantik..

Urusan sportifitas,  masih kalah jauh sama anak-anak SD!! saat mereka melakukan pelanggaran, segera saling menjabat tangan tanda sportifitas. Oh indahnya... sedangkan aku,, alih-alih jabat tangan,, biasanya saya katain dalam hati ato kasarannya,, sokor kowe, modar kowe. Aku janji untuk bisa meredam emosi dan nggak berbuat nakal.
Urusan kesopanan, lagi lagi kalah jauh... anak-anak itu main penuh tanpa protes sedikitpun kepada wasit meski kadang-kadang terjatuh.. Aku?? Haha.. jangan di tanya lagi... sering kata-kata kasar keluar dari mulut yang ah,, sudah bobrok kali ya.. belum lagi kalo urusan protes sama wasit.. aku janji saat pertandingan besok untuk nggak bilang jorok lagi, dari yang paling sederhana.
Overall, yang dapat disimpulkan dengan gaya kalimat ku sendiri yaitu:
“Nikmati semua momen, biarkan semuanya mengalir, menang-kalah itu biasa, berikan yang terbaik karena selalu ada orang-orang yang tercinta yang menantikan semangatmu mengalir bersama mereka”


Ps: tidak ada maksud apa-apa dalam penulisan ini, karena ini memang suasana hati, benar-benar apa yang aku rasakan selama liburan panjang kali ini. Jika ada pihak-pihak yang disebut, memang itulah faktanya dan tidak ada rekayasa sedikit pun. Untuk kritik dan saran, bisa ke kontak saya, hotline 24 jam (085640419277)
Semoga kita wisuda 2012 ini.. amiiiin 


Sepenggal Kisah Semangat Muda

      Setiap anak pasti punya mimpi, begitulah mimpi seorang Wisnu kecil yang selalu bermimpi bisa menjadi seorang pesepakbola profesional. Wisnu kecil selalu bermimpi untuk bisa memakai jersey tim kebanggaan warga Semarang, yaitu PSIS Semarang dan tentunya membela timnas Indonesia. Kala itu, di benak Wisnu kecil terbayang kebanggaan saat namanya akan selalu disebut atau diteriakkan di seluruh sudut stadion. Terlebih saat mencetak gol, itulah momen terindah seorang pesepakbola. Saat seseorang bisa melakukan selebrasi dan meluapkan semua kegembiraannya bersama para pendukung. Namun, seiring bertambahnya usia dan berkembangnya pola berpikir bahwa sepakbola bukan hanya urusan gol, tetapi juga bagaimana memberi semua kemampuan terbaik dan membawa suporter ke dalam euforia kemenangan tim.

“Hasil terlihat begitu berharga karena dia berupa sesuatu yang kualitatif, tetapi proses selalu jauh lebih berharga karena dia bersifat kontinyu dan menentukan hasil”

      Bermula dari kecintaan akan kulit bundar, dari situlah cerita ini dimulai.... Suatu kisah yang akan menceritakan tentang momen-momen seru saat menyepak bola dan perjalanan karir dalam dunianya. Selalu ada kesedihan, kesenangan, kegembiraan, kejengkelan, kenakalan, dll. Karena manusia diciptakan dengan memiliki perasaan....
berikut kisahku...

Tiga Tim Favorit
hmmmm.... waktu kecil dulu suka sekali berada di posisi pencetak gol..haha
Dulu saat pertama kali menonton pertandingan sepak bola di TV, aku selalu membayangkan menjadi seorang Hernan Crespo (SS Lazio), Javier Saviola (Barcelona), serta Thierry Henry (Arsenal). Ketiga striker andalan pada masing-masing tim yang nantinya menjadi tim idolaku saat itu hingga kini.







 


Hernan Crespo
Javier Saviola

















Henry


       Saat itu mungkin sudah terlambat untuk memulai karir sebagai pemain sepakbola.. karena usiaku sudah setara dengan SMP (saat itu aku kelas 2 SMP) dan bapak mendaftarkanku pada sebuah lembaga pendidikan sepak bola (LPSB) Tugu Muda. Bapak dulu pernah bilang kalo Tugumuda ini merupakan sekolah sepak bola yang dimiliki oleh Bapak Sartono Anwar (seorang tokoh sepakbola nasional yang berasal dari semarang). Dari sekolah sepak bola inilah muncul pesepakbola yang berkibar di sepakbola nasional, misalnya saja: M Ridwan, Nova Ariyanto, Restu Kartiko, dll. Aku pun selalu termotivasi untuk berlatih lebih giat.

Masa-masa itu....
      Saat-saat berlatih di Tugumuda merupakan saat yang paling menyenangkan belajar dasar-dasar bermain bola. Dribbling, passing, shoting, dan semua gerakan dasar diajarkan dengan baik. Gerakan lebih teratur dan tenaga lebih efisien. Waktu itu Pak Mono (pelatih) selalu mendidik dengan keras dan terkadang dia terlihat marah. Yang aku ingat bahwa dulu seorang pelatih tidak suka jika anak didiknya mengucapkan kata-kata kotor saat berlatih. Jika ketahuan, maka akan langsung disuruh push-up.. untung waktu itu aku jarang ngomong saru (sekarang sering-,-)


      Saat latih tanding pertama kali, Pak Mono menyuruhku untuk berada di posisi gelandang tengah, di mana saat itu dijelaskan bahwa skema permainan adalah 3-5-2 atau 5-3-2. Formasi yang masih kuno dengan 3 bek tengah. Bermain di gelandang tengah membuatku tidak begitu nyaman karena waktu itu aku masih anak bawang dan belum berani memegang bola. Debut yang lumayan baik lah..:)
      Selang beberapa minggu kemudian.... uji coba kedua di mana LPSB Tugumuda melawan SSB Gelora Jatidiri. Laga ini dimainkan di kandang mereka.. ya,, di stadion jatidiri.. tempat di mana PSIS selalu bertanding dan dulu pernah menjadi juara Liga Indonesia V tahun 1999. Betapa bangganya aku akan menginjak rumput stadion itu.

Cedera pertama....
      Tak diduga sebelumnya ternyata tim kami yang notabene tim 91 (maksudnya kelahiran 1991) melawan tim 89 Gelora Jatidiri. Selain itu, juga ternyata Pak Mono memilih aku untuk menempati posisi striker. Posisi yang sesuai dengan hasrat muda waktu itu.
      Rumput stadion Jatidiri masih basah terkena embun pagi kota Semarang bagian atas. Terasa begitu halus dan terawat. Aku pakai sepatu biru ku yang waktu itu berharga Rp50.000,- dan memakai shin guard AC Parma. Kick off dimulai dan aku lihat musuh memiliki badan yang lebih besar. Sempat gentar juga menghadapi musuh yang seperti itu. Pertandingan tidak berjalan seimbang dengan penguasaan bola yang lebih dominan pada tim lawan.
Aku tidak putus asa, karena aku tidak mau menghilangkan kepercayaan yang diberikan kepadaku

Dan momen itu terjadi....

      Saat terjadi perebutan bola, aku tersenggol oleh pemain lawan yang berbadan lebih besar. Aku terjatuh dalam posisi tumpuan tangan kiri. Dunia serasa gelap, tanganku terasa begitu sakit dan ngilu. Aku memutuskan untuk bangkit. Aku mendengar para orang tua berteriak kepadaku untuk bangun, bertepuk tangan tanda memberi semangat, dan yang pasti di antara para orang tua itu ada bapak yang selalu mendukungku baik saat latihan atau bertanding :’)

      Di tengah rasa sakit tadi, pelatih tidak menggantiku. Aku hanya berjalan dan sudah tidak konsen dengan pertandingan. Tanganku aku pegang di belakang. Salah satu penonton ada yang nyeletuk
“mas, bal-balan ojo nggendong tuyul!”
(“mas, kalo sepak bola jangan gendong tuyul!”) seperti itu para suporter mengejekku. Aku tidak mempedulikannya. Dan pertandingan terus berlanjut...
      Cedera tangan kiri ini merupakan cedera yang pertama dan terakhir selama di Tugu Muda. Agak aneh memang kalo yang bermain kaki tapi yang sakit tangan-,- sampai saat ini tangan kiri tidak bisa sekuat tangan kanan. Tentunya hal ini menambah degradasi kemampuan tubuh bagian kiri ku setelah mata kiri, telinga kiri, kaki kiri bahkan otak kiri --? tidak sekuat dan sekokoh tubuh bagian kanan.
      Tak terasa 4 gol bersarang di gawang kami tanpa bisa membalas satu gol pun. Ya, kami kalah 0-4. Pelatih tidak marah dan terus memberi support kepada kami. Begitulah sepak bola. Selalu ada yang menang dan yang kalah.

Masa-masa kelam
      Semenjak kekalahan itu, semua menjadi berubah. Mungkin pelatih kecewa dengan permainanku dan akhirnya aku dipindah ke posisi belakang (bek/stopper). Apa?? Stopper??
Sebuah posisi yang menurutku sangat sangat sangat tidak populer dan tidak berperan buat tim. Namun, posisi ini malah membawa berkah (cerita lain yah). Posisi bek merupakan posisi yang tidak seru, dimana saat teman-teman menyerang untuk mencetak gol, aku hanya bisa maju sampai garis tengah dan aku boleh ikut maju kalau hanya ada tendangan penjuru :’(
       Latihan terasa garing dan aku rasa sejak kekalahan telak itu, Pak Mono melatih dengan lebih disiplin. Tak jarang aku kena damprat. Mentalku waktu itu belum kuat sehingga dampratan itu menyebabkan aku menjadi malas untuk berlatih. Kemalasan itu memuncak saat waktu latih tanding dengan Putra Mranggen di lapangan Pucang Gading, aku hanya diturunkan selama 5 menit!! Ya Cuma 5 menit!! Jiwa pemberontak itu keluar. Dan sejak itu aku jarang berlatih. Padahal bapak sudah membelikan sepatu baru dan bola baru. Tapi aku tetap ogah. Akhirnya bapak menyerah membujukku.
      Berakhirlah sudah masa-masa belajar sepak bola di Tugumuda dan berakhir pula jenjang karir untuk menjadi pesepakbola profesional.
Tetapi..

Impian itu tidak akan pernah berakhir...  dan aku selalu berusaha untuk memberi hal yang lebih kepada kulit bundar
Aku berharap entah suatu kapan saat Wisnu junior lahir akan mencintai bola dan akan memakai seragam PSIS atau Merah Putih dengan Garuda di dada..amin :)


Maju terus sepak bola ku dan sepak bola Indonesia....